MAKLUMAT — Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur nomor urut 2, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak, menyatakan komitmennya dalam penanganan kesehatan mental, terutama di kalangan anak muda.
Khofifah menyampaikan pernyataan resminya pada Kamis (10/10/2024), bersamaan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober.
“Kesehatan mental adalah tanggung jawab kita bersama. Empati dan kepedulian terhadap sesama harus terus kita tingkatkan,” kata Khofifah.
Program kesehatan mental yang mereka rancang ini diharapkan mampu memberikan solusi untuk masalah yang kian mengemuka. Apalagi publik dikagetkan insiden tragis yang menimpa dua anak muda di Surabaya beberapa waktu lalu, dan viral di media sosial.
Khofifah-Emil menyatakan tekad untuk menekan angka gangguan mental serta bunuh diri di kalangan pelajar dan komunitas muda. Anak-anak muda saat ini menghadapi berbagai tekanan sosial, akademik, hingga pengaruh besar dari media sosial.
“Banyak dari mereka merasa terisolasi atau mengalami kecemasan akibat tekanan yang datang dari berbagai arah. Kita harus menciptakan lingkungan yang mendukung agar mereka merasa aman untuk berbagi dan mencari bantuan,” jelas Khofifah.
Juru bicara muda pasangan Khofifah-Emil, Heraldha Savira, menjelaskan, bahwa perluasan akses layanan kesehatan mental bagi anak muda harus dilakukan.
Menurutnya, anak-anak muda saat ini kerap mengalami tekanan sosial dan emosional yang mengganggu kesejahteraan mereka.
“Sudah saatnya program kesehatan mental diperluas aksesnya, terutama untuk remaja yang rentan,” ujar konselor psikologi klinis jebolan Unair ini.
Dia mengajak masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebebasan berekspresi serta keberanian mencari bantuan.
Program Proaktif untuk Remaja
Dokter Makhyan Jibril, juru bicara tim kesehatan pasangan Khofifah-Emil, menjelaskan bahwa program kesehatan mental ini secara khusus masuk dalam visi dan misi mereka.
Program tersebut disebut “Mental Wellness and Happiness Center,” yang akan menyasar langsung siswa-siswa sekolah menengah atas dan komunitas muda berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan mental.
“Program ini merupakan langkah proaktif untuk memberikan dukungan yang diperlukan anak muda agar terhindar dari masalah kesehatan mental serius,” tutur Makhyan.
