Khofifah Gembleng Puluhan Pemimpin, Minta Langsung Tancap Gas Sukseskan Tiga Program Prioritas Nasional

Khofifah Gembleng Puluhan Pemimpin, Minta Langsung Tancap Gas Sukseskan Tiga Program Prioritas Nasional

MAKLUMATGubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menantang para pemimpin birokrasi untuk menjadi motor penggerak perubahan di instansi masing-masing. Usai menutup Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XII Tahun 2025, ia secara khusus meminta seluruh peserta tancap gas menyukseskan tiga program prioritas nasional: ketahanan pangan, Makan Bergizi Gratis (MBG), dan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDKMP).

“Saya minta seluruh peserta PKN II, selepas pulang dari sini membawa semangat perubahan di instansinya masing-masing,” tegas Khofifah di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur, Jumat (10/10).

Menurutnya, para pemimpin tidak boleh lagi sekadar menjadi pelaksana administrasi. Mereka harus mampu menciptakan lompatan-lompatan inovatif yang menjawab tantangan zaman. Khofifah menekankan bahwa ketiga program strategis tersebut berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat dan menjadi bukti nyata kehadiran negara.

“Bersama-sama kita sukseskan program strategis nasional yang berdampak langsung ke rakyat. Ini adalah bentuk nyata kehadiran negara dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kita harus menjadi bagian dari solusi,” serunya di hadapan para peserta.

Khofifah memaparkan, Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung program tersebut. Di sektor ketahanan pangan, Jatim secara konsisten menjadi lumbung padi nasional. Ia menyebut, provinsi ini memiliki Luas Tambah Tanam (LTT) tertinggi di Indonesia, mencapai 1,485 juta hektare.

“LTT kita 1,485 dan itu tertinggi di antara seluruh provinsi. Maka produksi gabah kita juga tertinggi, yakni 11,316 juta ton, dan sejak tahun 2020 produksi padi Jatim selalu nomor satu,” ungkapnya.

Baca Juga  Siswa Keracunan MBG Terjadi di Sejumlah Daerah, Indef dan Akademisi Desak Evaluasi

Tidak hanya padi, Jatim juga menjadi pemain utama dalam industri gula nasional. Dengan kontribusi mencapai 51,87 persen dari total produksi nasional dan luasan lahan tebu sekitar 238.135,6 hektare, Khofifah sangat optimistis Jatim akan menjadi lokomotif swasembada gula konsumsi pada tahun 2026. Optimisme ini didukung oleh target program bongkar ratoon dan ekstensifikasi tebu nasional seluas 100.000 hektare, dengan 70 persennya atau 69.769 hektare berada di Jatim.

“Kita sangat optimis tahun 2026, Jawa Timur menjadi lokomotif swasembada gula konsumsi,” tegasnya.

Untuk memperkuat ekonomi kerakyatan, Khofifah menyoroti peran vital Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Saat ini, sebanyak 175 koperasi telah beroperasi di Jatim. Koperasi ini, menurutnya, menjadi instrumen strategis untuk memutus rantai distribusi yang panjang sehingga harga di tingkat konsumen menjadi lebih adil.

“Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih bukan hanya wadah ekonomi, tapi juga strategi pemutusan rantai distribusi. Nah, di sini peran panjenengan semua, harus memastikan distribusinya langsung dari produsen ke masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, untuk mempercepat program Makan Bergizi Gratis (MBG), Pemprov Jatim telah membentuk Satuan Tugas (Satgas) MBG. Dari 38 kabupaten/kota, 35 daerah telah memiliki Surat Keputusan pembentukan Satgas, sementara tiga daerah lainnya sedang dalam proses.

“Satgas MBG di setiap daerah berperan penting memastikan penyaluran makanan bergizi berjalan efektif, berkelanjutan, dan sesuai standar,” katanya.

Baca Juga  Antusiasme Warga dan Pengusaha untuk Paslon Risma-Gus Hans

Di akhir sambutannya, Khofifah juga mendorong sinergi antara pemerintah dan dunia akademik untuk mencetak Aparatur Sipil Negara (ASN) berdaya saing tinggi. Salah satunya melalui model Corporate University, sebuah kolaborasi antara BPSDM Jatim dan Universitas Airlangga (Unair).

“Melalui konsep Corporate University, kita menyiapkan ASN yang inovatif dan mampu memberi dampak nyata bagi masyarakat. Dari sini akan lahir pemimpin birokrasi yang cerdas secara teknis dan peka terhadap kebutuhan publik,” pungkasnya.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *