MAKLUMAT – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa tak mau ambil risiko menjelang periode krusial akhir tahun hingga Idul Fitri 1447 H. Secara tegas, Khofifah mendorong sinergi total antara tiga tim strategis: TPID (Tim Pengendalian Inflasi Daerah), TP2DD (Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah), dan TP2ED (Tim Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah).
‘Perkawinan’ tiga pilar ini menjadi fondasi utama untuk menjaga stabilitas harga, mengendalikan inflasi, dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Jatim.
“Stabilitas ekonomi tidak hadir dengan sendirinya. Ini adalah hasil kerja bersama TPID, TP2DD, dan TP2ED, yang masing-masing berkontribusi menjaga harga, efisiensi layanan, dan akselerasi sektor produktif,” ujar Khofifah saat menyampaikan sambutan pada High Level Meeting (HLM) TPID–TP2DD–TP2ED Provinsi Jawa Timur 2025 di Hotel Doubletree Surabaya, Selasa (25/11).
Tiga Fokus Khofifah: Harga, Digital, dan Sektor Produktif
Mengingat permintaan dipastikan melonjak saat Natal dan Tahun Baru (Nataru), dilanjutkan Ramadan dan Idul Fitri, Khofifah menekankan pentingnya monitoring harga yang lebih detail, terutama di pasar tradisional.
“Permintaan pasti meningkat, kemudian Januari kita mulai persiapan Ramadhan. Maka dari itu, monitoring harga-harga harus semakin detail,” tegasnya.
Untuk menjaga daya beli dan ketersediaan pasokan, Pemprov Jatim akan memperluas pasar-pasar murah di berbagai titik. Tahun 2025 saja, Pemprov telah menggelar 160 Pasar Murah dan 47 Gerakan Pangan Murah (GPM).
Sinergi Tiga Pilar:
-
TPID: Fokus utama pada keterjangkauan harga dan pengendalian inflasi yang saat ini masih terjaga di angka 2,69 persen (y-on-y) pada Oktober 2025.
-
TP2DD: Mempercepat digitalisasi layanan melalui ETPD (Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah), KKI Pemda, dan perluasan QRIS untuk layanan publik yang cepat, mudah, dan akuntabel.
-
TP2ED: Mengakselerasi sektor produktif dan memperkuat rantai pasok. Hingga kini, 24 dari 38 daerah di Jatim telah mengesahkan TP2ED.
Ekonomi Jatim Melaju, Sumbang 14,54 Persen PDB Nasional
Data makro ekonomi menunjukkan Jatim berada dalam tren positif. PDRB Triwulan III-2025 tumbuh 5,22 persen (y-on-y), lebih tinggi dari pertumbuhan nasional yang sebesar 5,04 persen. Jatim tetap menjadi penyumbang ekonomi terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta, dengan kontribusi 14,54 persen terhadap PDB nasional.
Pertumbuhan ini ditopang sektor unggulan, seperti Industri Pengolahan (31,16 persen), Perdagangan (18,31 persen), dan Pertanian (11,98 persen).
“TP2ED hadir sebagai semangat baru bagi seluruh pemangku kepentingan… Kita harus terus berikhtiar agar ekonomi Jawa Timur tetap tumbuh, berkembang, dan semakin maju,” tandas Khofifah.
Pada HLM ini, Khofifah bersama Kepala Perwakilan BI Jatim Ibrahim meluncurkan Portal Dashboard TPID sebagai platform pemantauan inflasi real-time dan kick off program TP2ED.
Apresiasi untuk Para Jawara Stabilitas
Di akhir acara, Gubernur Khofifah memberikan apresiasi kepada daerah yang berprestasi, membuktikan kerja nyata sinergi di lapangan.
| Kategori | Daerah Penerima Apresiasi | Capaian |
| Pengendalian Inflasi | Kota Surabaya | Pelaksana operasi pasar dan GPM terbanyak |
| Kabupaten Ngawi | Korporasi petani terbanyak | |
| Digitalisasi (TP2DD) | Kota Madiun | Indeks ETPD tertinggi (Kategori Kota) |
| Kabupaten Bojonegoro | Capaian ETPD tertinggi | |
| Penguatan Ekonomi | Kabupaten Kediri | Inisiator kerja sama antar daerah terbanyak |
Kepala Perwakilan BI Jatim Ibrahim menegaskan komitmen Bank Indonesia untuk terus mendukung penuh sinergi ini, memastikan ketersediaan bahan pokok dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, sejalan dengan arahan Presiden.
“Fondasi sudah kuat, tugas kita adalah memastikan manfaatnya dirasakan hingga tingkat desa dan kelurahan,” pungkas Khofifah, menutup HLM.***