MAKLUMAT – Kinerja ekonomi Jawa Timur tetap solid di tengah tantangan global. Kolaborasi sejumlah lembaga keuangan, seperti Bank Indonesia, OJK, dan Kementerian Keuangan, mampu menjaga stabilitas ekonomi provinsi ini.
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur I, Sigit Danang Joyo, mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada triwulan III 2024 mencapai 4,91 persen (yoy). Peningkatan ekspor dan kuatnya permintaan domestik mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, meski melambat.
“Kinerja ekonomi Jawa Timur yang terakselerasi ini menunjukkan ketahanan ekonomi kita,” kata Sigit dalam keterangan resminya di Surabaya, Kamis (7/11/2024).
Industri Keuangan Jadi Lokomotif Pertumbuhan
Salah satu sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur adalah industri keuangan. Penerimaan pajak dari sektor jasa keuangan dan asuransi tumbuh paling tinggi, sebesar 33 persen (yoy). Peningkatan ini sejalan dengan peningkatan kredit, dana pihak ketiga, dan suku bunga.
“Industri keuangan yang terus tumbuh menunjukkan kepercayaan pelaku pasar terhadap iklim investasi Jatim,” ujar Kepala Kantor Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jawa Timur, Didyk Choiroel.
Penerimaan Negara Capai Rekor Baru
Hingga akhir Oktober 2024, pendapatan negara di Jatim mencapai Rp211,65 triliun. Penerimaan pajak mencapai Rp96,96 triliun, tumbuh 7,79 persen (yoy). Kontribusi terbesar berasal dari PPN dan PPnBM serta PPh Non Migas.
“Penerimaan pajak yang melampaui target menunjukkan keberhasilan pemerintah dalam mengelola penerimaan negara,” Didyk menambahkan.
Prospek Cerah di Tahun Mendatang
Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Jawa Timur akan terus berlanjut di tahun 2025. Pemerintah optimistis penerimaan pajak bakal meningkat seiring pemberlakukan PPN 12 persen dan produksi smelter Freeport Gresik. Selain itu, pertumbuhan produksi rokok juga memberikan kontribusi positif terhadap penerimaan cukai.
Sementara itu, Kepala OJK Jawa Timur, Yunita Linda Sari, menyatakan bahwa inflasi IHK Jatim pada Oktober 2024 tercatat 0,15 persen (mtm). Menurutnya angka ini masih berada dalam rentang target.
“Kuatnya upaya pengendalian inflasi melalui berbagai program, seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), berhasil menjaga stabilitas harga,” ujar Yunita menambahkan.