
MAKLUMAT — Anggota Komisi III DPR RI, Abdullah, mendesak kepolisian untuk menindak tegas praktik premanisme berkedok organisasi kemasyarakatan (Ormas), yang meminta ‘jatah’ tunjangan hari raya (THR) secara paksa.
Ia juga meminta aparat kepolisian untuk membuka posko pengaduan, guna menampung laporan dan aduran masyarakat terkait aksi premanisme tersebut.
Abdullah mengungkapkan, praktik-praktik pemalakan oleh oknum yang mengatasnamakan Ormas sebenarnya sudah menjadi fenomena dan sejak lama terjadi. Ia mengaku, banyak keluhan masyarakat, instansi pemerintah, maupun para pengusaha terhadap aksi-aksi tersebut.
Mereka kerap menebar teror menjelang hari raya dengan meminta THR secara paksa di berbagai tempat, seperti lembaga pendidikan, kantor pemerintahan, pabrik, hingga toko-toko. “Preman berkedok Ormas itu selalu berulah dan memalak masyarakat. Mereka merasa menjadi penguasa wilayah, sehingga bisa seenaknya memalak,” ujarnya, dikutip Ahad (23/3/2025).
Viral di Media Sosial
Aksi tersebut semakin menjadi sorotan publik belakangan ini, lantaran telah terekam kamera, bahkan menjadi viral di media sosial (medsos). Masyarakat pun mengecam tindakan tersebut, karena dinilai semakin meresahkan.
Tak jarang, para pelaku juga menggunakan kekerasan terhadap korban yang menolak memberikan uang. Bahkan, mereka membawa senjata tajam untuk mengintimidasi. “Mereka membawa senjata tajam dan melakukan kekerasan terhadap korban. Jelas itu bentuk premanisme yang tidak boleh dibiarkan,” terang politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.
Dorong Langkah Konkret
Sebagai langkah konkret, Abdullah meminta kepolisian segera menangkap para pelaku pemerasan dan kekerasan yang berkedok Ormas. Ia menilai tindakan mereka sudah termasuk tindak pidana yang harus ditindak sesuai hukum yang berlaku.
Lebih lanjut, Abdullah mengapresiasi kepolisian yang telah menangkap beberapa pelaku premanisme berkedok Ormas. Namun, ia menegaskan bahwa tindakan tegas harus terus dilakukan untuk memberantas praktik serupa di berbagai daerah.
“Polisi bisa membuat posko pengaduan bagi masyarakat yang menjadi korban preman berkedok ormas. Masyarakat harus berani lapor ke polisi,” pungkasnya.
Sebelumnya, beberapa kasus pemalakan oleh preman berkedok Ormas sempat viral, seperti aksi pemerasan di pabrik Bantar Gebang, Kota Bekasi, yang berujung pada penangkapan pelaku oleh kepolisian. Selain itu, kasus lain melibatkan ormas Laskar Merah Putih yang merusak kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi serta anggota LSM Gerhana yang menganiaya satpam sekolah karena tidak diberi THR.