Kondisi Jembatan “Horor” Sidoarjo–Mojokerto Makin Memburuk, DPR RI Desak PUPR Turun Tangan Cepat

Kondisi Jembatan “Horor” Sidoarjo–Mojokerto Makin Memburuk, DPR RI Desak PUPR Turun Tangan Cepat

MAKLUMATJembatan penghubung Sidoarjo–Mojokerto di Dusun Turi, Desa Leminggir, Mojokerto terus memicu keresahan warga. Kondisinya yang terus memburuk membuat jembatan ini dijuluki “jembatan horor” karena kerap menimbulkan rasa was-was bagi pengendara yang melintas, terutama pada malam hari.

Terkait kondisi tersebut, anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PAN, Tom Liwafa mendesak pemerintah segera melakukan perbaikan jembatan yang dibangun sejak era Presiden Soeharto pada tahun 1997 silam.

“ Pemerintah tak boleh menunda perbaikan. Konstruksi jembatan sudah melewati usia layak pakai, dan membutuhkan renovasi segera agar tidak menimbulkan korban. Warga sudah bertahun-tahun mengeluhkan kondisinya, tapi belum ada perbaikan memadai,” kata Tom, Jumat (28/11).

Ia menjelaskan lantai jembatan yang ambles, celah antar besi yang semakin melebar, dan struktur bantalan yang mulai keropos sudah masuk kategori berbahaya. Pengendara roda dua sering melambat ekstrem saat melintas karena takut tergelincir, sementara truk kecil kerap memilih memutar arah untuk menghindari jembatan tersebut.

Tom mengingatkan jembatan yang telah berusia hampir tiga dekade itu, menjadi akses vital masyarakat desa dan jalur logistik antar wilayah. Jika dibiarkan, risiko kecelakaan maupun kegagalan konstruksi bisa saja terjadi sewaktu-waktu.

“Saya percaya Pak Menteri PU adalah orang yang peka terhadap masalah ini. Jangan sampai nanti jembatan viral karena ada insiden baru pemerintah bergerak,” tegas dia.

Baca Juga  Kampanye di Buduran Sidoarjo, Luluk Nur Hamidah Komitmen Bantu Permodalan UMKM

Tom menegaskan Komisi V DPR siap mendorong Kementerian PUPR mempercepat tindak lanjut agar proses renovasi bisa dimasukkan ke prioritas anggaran terdekat. “ Keselamatan warga tidak boleh menunggu. Jembatan ini harus segera diperiksa secara menyeluruh dan diperbaiki total. Ini bukan soal viral atau tidak, tapi soal nyawa masyarakat,” ujarnya.

Sejumlah warga juga mengaku sudah beberapa kali melaporkan kondisi jembatan ke pemerintah daerah. Namun perbaikan yang dilakukan hanya bersifat tambal sulam, sehingga kerusakan terus berulang, terutama setelah musim hujan.

“Kalau malam ngeri sekali. Banyak pengendara yang hampir jatuh karena lubangnya makin dalam,” ujar Arif, salah satu warga Dusun Turi.

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *