Konsolidasi Nasional Milad ke-113 Muhammadiyah: Haedar Ajak Introspeksi di Tengah Pujian Publik

Konsolidasi Nasional Milad ke-113 Muhammadiyah: Haedar Ajak Introspeksi di Tengah Pujian Publik

MAKLUMAT — Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Konsolidasi Nasional sebagai bagian dari rangkaian Milad ke-113 di Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB) pada Senin (17/11/2025). Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam pidato iftitahnya menekankan pentingnya konsolidasi terstruktur untuk menjaga soliditas organisasi di tengah pertumbuhan yang semakin besar.

Haedar menjelaskan bahwa konsolidasi ini merupakan agenda vital Milad, yang sempat ditiadakan tahun lalu karena digabung dengan acara Tanwir di Kupang. Menurutnya, meskipun komunikasi pimpinan sudah intensif, konsolidasi formal tetap dibutuhkan.

“Kita bersyukur kepada Allah atas anugerah dan berkah-Nya sehingga Muhammadiyah terus tumbuh dan memperoleh banyak apresiasi positif dari masyarakat,” ujar Haedar.

Ia menyinggung meningkatnya kepercayaan publik, bahkan mengutip hasil survei Kompas beberapa tahun lalu yang menempatkan Muhammadiyah sebagai institusi paling dipercaya publik. Banyak pihak luar juga menilai organisasi ini sebagai entitas yang modern, maju, sistematis, dan amanah.

Namun, pujian ini harus disikapi dengan muhasabah (introspeksi). “Apakah benar apa yang dipersepsi publik itu sesuai dengan realitas yang kita jalani? Ini menjadi evaluasi bagi perjalanan Muhammadiyah yang sudah satu abad lebih,” tegasnya.

Capaian Internasional dan Spirit Kewirausahaan

Haedar turut memaparkan sejumlah capaian, termasuk penandatanganan MoU dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan apresiasi terhadap kemajuan Muhammadiyah Australia College yang kini mendapat subsidi besar dari Pemerintah Australia.

Baca Juga  Pesan Haedar Nashir di Milad ke 63 IPM: Jadilah Kader Saleh dan Berilmu

Yang membanggakan, Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah telah dinyatakan terverifikasi WHO sebagai tim medis darurat berstandar internasional pertama dari Indonesia.

Haedar juga mengutip peneliti terkemuka asal Jepang, Prof. Nakamura, yang baru-baru ini menyoroti dua hal tentang Muhammadiyah:

  1. Kembalinya tradisi wirausaha, baik individual maupun kolektif.

  2. Karakter warga Muhammadiyah sebagai prototipe muslim ideal.

“Ini tentu menggembirakan, tetapi harus disikapi dengan rendah hati,” kata Haedar.

Menutup pidatonya, Haedar menekankan bahwa kepercayaan publik dan pemerintah adalah hasil kerja kolektif. Ia mengutip QS Ali Imran ayat 142 untuk memotivasi anggota organisasi agar tidak cepat berpuas diri. “Apakah kamu mengira akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah siapa yang berjihad di antara kamu dan siapa yang bersabar?” (QS Ali Imran: 142).

“Kita tidak boleh puas diri apalagi larut dalam zona nyaman. Untuk meraih apa yang kita cita-citakan bersama, kita harus terus bekerja keras dan bersabar,” pungkasnya.

UMB Diharapkan Warisi Tradisi Tokoh Bangsa

Acara konsolidasi ini dirangkai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara PP Muhammadiyah dan ITB. Haedar Nashir mengapresiasi UMB yang meskipun relatif muda, berkembang pesat di kota besar tempat lahirnya tokoh-tokoh nasional. Ia menyinggung sejarah Presiden Sukarno muda yang merupakan mahasiswa ITB (dulu de Technische Hoogeschool te Bandoeng) dan mendeklamasikan pidato bersejarah “Indonesia Menggugat” di kota ini.

Baca Juga  EMT Muhammadiyah Tembus Verifikasi WHO, Haedar Nashir: Ini Wujud Dakwah Nyata!

Oleh karena itu, UMB sebagai PTMA di Kota Bandung diharapkan dapat memiliki tradisi besar dalam memajukan bangsa dan kemanusiaan secara global, mewarisi semangat juang para tokoh pendahulunya.

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *