MAKLUMAT — Perum Bulog mulai menggeser peta distribusi pangan nasional. Tidak lagi bergantung pada rantai panjang yang dikuasai spekulan, BULOG menggandeng Koperasi Merah Putih (KDKMP) untuk memastikan beras murah hingga wilayah terluar dan perbatasan.
Kolaborasi ini bukan proyek jangka pendek, tetapi gerakan panjang untuk memutus dominasi mafia pangan, dan memastikan kedaulatan pangan benar-benar milik rakyat.
“Ketahanan pangan bukan hanya urusan logistik, tapi bagian dari bela negara. Saat koperasi jadi garda terdepan, rakyat tidak lagi disandera rantai distribusi panjang yang bikin harga melambung,” tegas Direktur Bisnis Bulog, Febby Novita dalam siaran persnya, Minggu (24/8).
Dearah Tarakan, Kalimantan Utara, menjadi contoh paling konkret. Bulog Cabang Tarakan bersama KKMP Selumit langsung menyalurkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) ke masyarakat. Hasilnya: harga beras stabil, distribusi lebih cepat, tanpa tengkulak yang memainkan harga.
“Model Tarakan ini akan kami replikasi di seluruh Indonesia. Inilah distribusi pangan yang merakyat, efisien, dan tepat sasaran,” lanjut Febby dikutip dari laman Bulog.
Menurutnya, koperasi lokal bukan sekadar mitra penyaluran beras. Mereka adalah simpul ekonomi rakyat yang memperkuat kelembagaan desa, menggerakkan omzet miliaran, sekaligus tameng melawan gejolak harga.
Hingga kini, 474 KDKMP resmi menjadi Rumah Pangan Kita (RPK) binaan BULOG dengan omzet lebih dari Rp4,7 miliar. Dengan jaringan ini, koperasi menjadi senjata rakyat dalam melawan kelangkaan dan fluktuasi harga pangan.
Sedangkan Koperasi Merah Putih diperluas ke seluruh Indonesia. Dengan armada logistik yang terintegrasi, Bulog bertekad tak ada lagi wilayah 3TP, yakni terdepan, terluar, tertinggal, dan perbatasan yang terabaikan dalam urusan pangan.