MAKLUMAT – LSI Strategi merilis hasil survei terbarunya terkait elektabilitas paslon yang akan bertarung di Pilwali Kota Malang 2024, Selasa (19/11/2024).
Hasilnya, paslon nomor urut 1 Wahyu Hidayat dan Ali Muthohirin (WALI) memiliki elektabilitas yang seimbang dengan paslon nomor urut 3 Mochamad Anton dan Dimyati Ayatulloh (ABADI).
Sementara itu, paslon nomor urut 2 Heri Cahyono dan Ganisa Rumpoko membuntuti di posisi buncit.
Survei tersebut berlangsung pada 6-12 November 2024, dengan metode pengambilan sampel acak bertingkat (multistage random sampling) melalui wawancara langsung terhadap 800 responden.
Berdasarkan simulasi surat suara dari ketiga paslon, duet WALI memiliki elektabilitas 33,3 persen, sama persis dengan pasangan ABADI yang juga berada di angka 33,3 persen.
Sementara itu pasangan Heri-Ganis memiliki elektabilitas 11,6 persen, serta 1,5 persen suara tidak sah
Meski demikian, sebanyak 20,3 persen responden memilih merahasiakan jawaban, belum menentukan pilihan, tidak menjawab, ataupun menjawab tidak tahu.
Artinya, masih cukup besar suara yang bisa digaet oleh masing-masing paslon di detik-detik akhir menjelang hari pemungutan suara yang bakal berlangsung serentak 27 November 2024 mendatang.
Survei ini memiliki margin of error (MoE) kurang-lebih 3,5 persen, serta tingkat kepercayaan mencapai 95 persen.
LSI Strategi Bantah Klaim Keunggulan Paslon ABADI
Sebelumnya, LSI Strategi membantah klaim keunggulan tim pemenangan paslon ABADI, yang menyatakan paslon nomor urut 3 itu memiliki elektabilitas yang leading atas dua paslon rivalnya.
Keunggulan elektabilitas tersebut diklaim didapat dari hasil survei dari LSI Strategi.
Mengutip sejumlah sumber, klaim tersebut menyatakan paslon ABADI memiliki elektabilitas sebesar 43,8 persen.
Angka tersebut terpaut sekitar 18 persen dari paslon nomor urut 1 WALI yang hanya sebesar 26 persen dan paslon nomor urut 2 Heri-Ganis yang cuma 9,6 persen.
Namun kenyataanya, hasil survei yang diklaim tim ABADI itu dibantah pihak LSI Strategi melalui pernyataan resmi secara tertulis.
Dalam keterangannya, LSI Strategi menyebut hasil survei yang digunakan sebagai dasar klaim keunggulan itu bukanlah hasil survei mereka.
“Perlu kami klarifikasi, bahwa data survei yang beredar di jejaring media sosial dan sejumlah media massa di Kota Malang yang mengatasnamakan LSI Strategi BUKAN merupakan data hasil survei yang kami lakukan,” bunyi pernyataan tersebut, Selasa (19/11/2024).
Dalam hal ini, LSI Strategi menduga ada oknum dari salah satu paslon yang berkontestasi di Pilkada 2024 Kota Malang melakukan rekayasa atas laporan hasil survei yang telah mereka lakukan.
Terlebih hal itu dilakukan dengan mengubah angka atau hasil survei dengan tanpa sepengetahuan dan sepersetujuan LSI Strategi.
“Bahwa data survei yang dirubah tersebut tentunya telah merubah originalitas atas data hasil survei yang sebenarnya dan mencederai kaidah ilmiah dan akademis yang harus dikedepankan oleh lembaga survei/riset,” lanjutnya.
Ancam Tempuh Jalur Hukum
Pihak LSI Strategi merasa, data survei yang direkayasa untuk kepentingan tersebut sangat merugikan citra dan nama baik mereka. Terlebih, hal itu juga disebarluaskan tanpa persetujuan LSI Strategi.
“Atas situasi tersebut, LSI Strategi mempertimbangkan opsi untuk menempuh jalur hukum. Sebab hal tersebut masuk dalam pasal 390 KUHP,” imbuhnya.
Pasal tersebut berbunyi: “Menyebarkan berita bohong dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum dapat dikenakan pidana penjara paling lama dua tahun delapan bulan.”
Serta Pasal 28 Jo Pasal 45A UU 1/2024 sebagai perubahan kedua UU ITE, yang berbunyi: “Setiap orang yang dengan sengaja mendistribusikan dan/atau mentranmisikan informasi dan/atau dokumen elektronik yang berisi pemberitahuan bohong atau informasi menyesatkan yang mengakibatkan kerugian meteril bagi konsumen dalam transaksi elektronik sebagaimana dimaksud dalam pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 Miliar.”
Hasil Survei LSI Strategi Berbeda dengan Klaim ABADI
Sementara itu, berdasarkan hasil survei yang dirilis LSI Strategi pada Selasa (19/11/2024), menunjukkan data yang sama sekali berbeda.
Berikut hasil survei LSI Strategi pada periode 6-12 November 2024, dengan metode multistage random sampling melalui wawancara langsung terhadap responden, dengan jumlah 800 responden dan tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error kurang-lebih 3,5 persen.
- Posisi pasangan calon dengan pertanyaan terbuka (Top of Mind) posisinya adalah: Wahyu Hidayat–Ali Muthohirin (29,7%), Heri Cahyono–Ganisa Rumpoko (9,5%), Mochamad Anton–Dimyati (29,3%), jawaban lainnya (0,6%) dan yang merahasiakan/BM/Tidak tahu/Tidak Jawab sebesar (30,9%).
- Posisi pasangan calon dengan pertanyaan tertutup, posisinya adalah: Wahyu Hidayat–Ali Muthohirin (34,5%), Heri Cahyono–Ganisa Rumpoko (10,8%), Mochamad Anton–Dimyati (34,9%), dan yang Merahasiakan/Belum Memutuskan/Tidak tahu/Tidak Jawab sebesar (19,8%).
- Posisi pemilih militan dari ketiga pasangan calon sebagai berikut: Wahyu Hidayat–Ali Muthohirin (23,4%), Heri Cahyono–Ganisa Rumpoko (7,3%), Mochamad Anton–Dimyati (25,4%), dan yang Merahasiakan/Belum Memutuskan/Tidak tahu/Tidak Jawab sebesar (43,9%).
- Simulasi Surat Suara dari ketiga pasangan calon, hasilnya sebagai berikut: Wahyu Hidayat–Ali Muthohirin (33,3%), HeriCahyono–Ganisa Rumpoko (11,6%), Mochamad Anton–Dimyati (33,3%), Suara tidak sah (1,5%) dan yang Merahasiakan Belum Memutuskan/Tidak tahu/Tidak Jawab sebesar (20,3%).
Adapun keterangan atau pernyataan klarifikasi dan rilis resmi LSI Strategi bisa anda unduh KLIK DISINI