
MAKLUMAT — Muhammadiyah terus berinovasi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat dan gerakan ramah lingkungan, kini dengan meluncurkan Becak Listrik (Betrik) 1912. Program yang diluncurkan secara resmi di Halaman Hotel SM, Kota Yogyakarta pada Sabtu (15/3/2025) itu sekaligus upaya untuk memberdayakan Paguyuban Abang Becak KH Ahmad Dahlan (Pabelan).
Peluncuran Betrik 1912 dilakukan secara simbolis oleh Ketua PP Muhammadiyah, Agung Danarto. Dalam kesempatan itu, mengapresiasi inisiatif Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah yang menggagas program tersebut, sebagai bentuk kepedulian terhadap kelompok dhuafa dan mustadhafin.
“Pada bulan yang penuh berkah ini, MPM bisa berkontribusi dan peduli kepada masyarakat bawah, dhuafa, serta mustadhafin,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Agung juga memberikan apresiasi kepada Bank Danamon Syariah yang mendukung program tersebut melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility), serta sejumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Yogyakarta yang turut berperan dalam implementasinya.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa dalam konteks ini Muhammadiyah berperan sebagai mediator, yang menghubungkan kelompok aghniya dengan dhuafa dan mustadhafin dalam berbagai aspek kehidupan.
“Ini bukan hanya untuk pengemudi becak, tetapi juga bagi kelompok lain seperti pemulung sampah dan penyandang disabilitas,” tambahnya.
Becak Listrik, Langkah Transformasi dan Keberlanjutan
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M Nurul Yamin, menjelaskan bahwa Pabelan Betrik 1912 merupakan pengembangan dari program sebelumnya. Jika sebelumnya becak masih menggunakan sistem kayuh, kini bertransformasi ke becak listrik yang lebih memudahkan, efisien, dan ramah lingkungan.
“Kami akan mengajak teman-teman Pabelan yang masih menggunakan bentor untuk secara bertahap beralih ke becak listrik,” ucap Yamin.
Selain meningkatkan efisiensi bagi pengemudi becak, Betrik 1912 juga diharapkan memperkuat identitas Kota Yogyakarta sebagai kota budaya, pendidikan, dan basis Muhammadiyah. Ke depan, program tersebut dirancang untuk mendukung sektor pariwisata dengan menyediakan layanan city tour ke situs-situs bersejarah Kota Jogja dan Muhammadiyah.
Di sisi lain, Rektor Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Muchlas MT, mengungkapkan bahwa Betrik 1912 merupakan hasil riset hilirisasi yang dilakukan UAD sejak 2018 bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja dan Dinas Perhubungan (Dishub).
“Baterai maupun motor listrik yang digunakan telah melalui riset sehingga efisien dalam konsumsi daya. Waktu pengisian baterai dari nol hingga penuh hanya membutuhkan sekitar satu jam,” terangnya.
Sebagai tindak lanjut, ia mengatakan bahwa nantinya akan segera dibangun stasiun pengisian daya di halaman Hotel SM, Jalan KH Ahmad Dahlan, Kota Yogyakarta.
Dukungan dari Pemerintah dan Sektor Perbankan
Sementara itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Wawan Harmawan, turut memberikan dukungan terhadap program tersebut. Ia bahkan turun langsung, mencoba mengemudikan Betrik 1912 dengan Agung Danarto, sebagai penumpang pertama.
“Harapan kami, becak di sini tetap dikemudikan oleh warga Jogja agar ekonomi lokal terus berputar,” ujar Wawan, sembari menyinggung dan menyoroti dominasi pelaku ekonomi dari luar daerah di Kota Yogyakarta.
Dukungan juga datang dari Direktur Syariah dan Sustainability Bank Danamon, Herry Hikmanto. Ia menegaskan bahwa dana CSR yang disalurkan melalui Muhammadiyah diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat.
“Kami merasa bangga bisa bekerja sama dengan Muhammadiyah untuk berdampak dan membantu banyak pihak,” ujarnya.
Betrik 1912 menjadi salah satu inovasi Muhammadiyah dalam mengembangkan transportasi berbasis energi bersih sekaligus memberdayakan masyarakat kecil. Program ini diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang bagi ekonomi rakyat dan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan di Kota Yogyakarta.