MAKLUMAT — Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) meluncurkan program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, Senin (28/4/2025).
Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa SMK bidang pemasaran agar lebih siap bersaing di dunia kerja. Dengan pelatihan berbasis industri, program ini diharapkan dapat menjawab kesenjangan tenaga sales di Indonesia.
Dalam acara peluncuran, juga dilakukan Penandatanganan Pernyataan Bersama antara Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK, SMK, dan industri dalam penyelenggaraan program tersebut.
Pentingnya Peran Profesi Sales
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof Dr Abdul Mu’ti MEd, menyampaikan pentingnya peran profesi sales dalam mendukung keberlangsungan perusahaan di berbagai sektor.
“Tantangan kita saat ini adalah bagaimana mengangkat jurusan marketing ini agar lebih bisa menghasilkan lulusan yang siap memenuhi kebutuhan dunia usaha yang semakin bervariasi dengan pasar yang berbeda-beda,” kata Mu’ti.
Ia menekankan bahwa gerakan ini tidak hanya fokus pada peningkatan keterampilan individu, tetapi juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kualitas kolaborasi antara pemerintah, industri, dan sekolah.
“Melalui kolaborasi Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas ini, kami ingin siswa atau lulusan SMK pemasaran bisa naik kelas, mereka memiliki kompetensi dan skill, serta personality sebagai marketers yang tidak hanya bisa diterima di dunia industri, tetapi juga bisa memajukan perusahaan tempat mereka bekerja,” tandas Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu.
Kebutuhan Dunia Industri

Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus, Tatang Muttaqin, menjelaskan bahwa program ini bertujuan untuk menjaga relevansi kompetensi lulusan SMK dengan kebutuhan dunia industri.
“Menjual produk membutuhkan keterampilan khusus yang tidak hanya berkaitan dengan manajemen saja, tetapi juga terkait dengan kemampuan komunikasi, negosiasi, dan keuletan untuk menghadapi kritik serta penolakan. Hal-hal inilah yang perlu kita tingkatkan di sekolah,” ujar Tatang.
“Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas menjadi gerakan kolaboratif antara pemerintah dan industri dalam menyiapkan lulusan SMK yang memiliki keterampilan penjualan andal, yang pada akhirnya akan memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan industri di Indonesia,” sambungnya.
Program ini akan menyasar 1.000 siswa SMK kelas 10 Program Keahlian Pemasaran dan berlangsung selama tiga tahun. Siswa akan dilatih menggunakan metode ‘I CAN’ (Innovative, Competitive, Adaptive, Never Give Up) dan mendapatkan sertifikat industri serta peluang rekrutmen setelah lulus.
Selain para siswa, guru-guru SMK juga akan mendapatkan pelatihan untuk memperkuat kapasitas mengajar keterampilan sales. Hingga saat ini, lebih dari 70 industri telah berkomitmen mendukung gerakan ini.
Dukungan dari Industri Besar
Kawan Lama Group menjadi salah satu mitra industri yang turut mendukung. Talent Acquisition & Employee Experience General Manager Kawan Lama Group, Lianawati, menilai program ini sebagai investasi strategis untuk masa depan bangsa.
“Kami yakin bahwa sinergi ini akan menjembatani kebutuhan industri dan kompetensi lulusan SMK, khususnya di bidang sales,” kata Lianawati.
Sementara itu, Direktur Sales PT Yamaha Indonesia Motor Mfg, Hendri Wijaya, menegaskan pentingnya pelatihan komprehensif untuk mempersiapkan lulusan SMK. “Kami yakin program ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi siswa SMK, tetapi juga bagi kemajuan industri Indonesia secara keseluruhan,” tandasnya.