MAKLUMAT — UniPrestasi kembali datang dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Tiga mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2024 yang menamakan diri sebagai tim debat “Ki Hadjar DTiga mahasiswa UMM Fest Vol.2ewantara” sukses meraih Juara 2 pada ajang nasional Law Fest Vol. 2 yang digelar Agustus lalu.
Tim ini beranggotakan Nanda Deshinta M.P, Ahmad Munawwir Al Ihsan, dan Reskhy Mulydar. Mereka berkompetisi dalam tema besar lomba: Reformasi Hukum Menuju Indonesia Emas.
Ajang tersebut mempertemukan tim-tim debat terbaik dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dengan sistem debat Asian Parliamentary yang menuntut setiap pembicara menguasai fondasi filosofis, juridis, hingga sosiologis atas suatu isu.
Di babak final, tim UMM mendapat posisi kontra pada mosi “Legalisasi Peran Militer dalam Sektor Non-pertahanan melalui Revisi UU TNI berpotensi mengancam prinsip-prinsip HAM.” Reskhy, yang menjadi ketua delegasi, mengakui situasi tersebut bukan hal mudah.
“Kendala terbesar ada pada keterbatasan waktu riset. Saat final, kami hanya diberi 15 menit mencari rujukan di podium, jadi sempat merasa tertekan,” ujarnya.
Konsep Debat Berlapis
Perjalanan mereka menuju final penuh tantangan. Setelah melewati babak penyisihan daring, tim harus berhadapan dengan tiga tim lain dalam satu chamber sebelum lolos ke semifinal dan kemudian tampil luring di panggung final. Dengan selisih tipis 10 poin dari lawan, tim “Ki Hadjar Dewantara” akhirnya memastikan posisi Juara 2.
Meski tak merebut juara pertama, kemenangan ini tetap meninggalkan kesan mendalam. Bagi Reskhy dan tim, keberhasilan tersebut tak hanya soal trofi, tetapi juga soal proses panjang: mulai dari riset jurnal, latihan argumen pro-kontra dari delapan mosi yang disiapkan, hingga membangun chemistry di antara anggota tim.
“Debat itu bukan soal ego masing-masing, melainkan soal kerja sama. Chemistry dalam tim adalah hal paling penting,” kata Reskhy.
Bidik Prestasi Lebih Tinggi
Kini, tim debat UMM tersebut menargetkan capaian lebih besar. Reskhy menuturkan ambisi pribadinya adalah meraih lima trofi dalam setahun; tiga di antaranya sudah berhasil dikantongi.
Sumber inspirasinya datang dari buku Limitless Mind karya Jo Boaler, terutama satu kalimat yang ia yakini sebagai kunci: “Hambatan terbesar untuk perubahan positif adalah keraguan pada diri sendiri.”
Bagi mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang ini, keraguan adalah musuh utama. Dan lewat debat, mereka belajar bagaimana menaklukkannya, sembari mengibarkan nama kampus di kancah nasional.