MAKLUMAT — Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih juara pertama dalam kompetisi Unnes Islamic Fair di Semarang, berkat aplikasi inovatif mereka, Curahkan’s Cyber Counseling. Aplikasi ini dirancang khusus untuk membantu kesehatan mental generasi muda, terutama Gen-Z, yang rentan menghadapi tantangan seperti stres dan depresi.
Tim pengembang aplikasi terdiri dari Khoirul Umar, Innasatun Nabilatin Nadif, dan Ameliya Dalallul Hanan. Umar, salah satu anggota tim, menjelaskan bahwa aplikasi ini bertujuan menyediakan ruang aman bagi pengguna yang ingin mengungkapkan perasaan tanpa melibatkan orang yang tidak dikenal.
“Curahkan hadir sebagai platform konseling daring yang dapat diakses kapan saja, dengan perlindungan data pengguna melalui sistem end-to-end encryption seperti WhatsApp,” jelasnya.
Curahkan’s Cyber Counseling memiliki sejumlah fitur unggulan, termasuk pilihan konseling dengan psikolog profesional yang memiliki latar belakang keagamaan, seperti ustaz dan ustazah. Pengguna aplikasi ini juga dipetakan berdasarkan jenis kelamin untuk memastikan kenyamanan dalam proses konseling.
Pada prototipe awal, aplikasi ini dilengkapi dengan beberapa fitur utama. Salah satunya adalah Alat Ungkap Masalah (AUM), yang memungkinkan pengguna mencurahkan keluhan mereka. Selain itu, ada fitur Sack’s Sentence Completion Test untuk profil kepribadian serta Beck Depression Inventory untuk mengukur tingkat stres pengguna.
“Hasil dari aplikasi ini dapat mendeteksi kecenderungan emosional pengguna, seperti kesedihan mendalam atau keengganan bersosialisasi, dan memberikan notifikasi sesuai kondisi emosional mereka,” lanjut Umar.
Curahkan juga menyertakan fitur Manajer Ibadah, yang mengingatkan pengguna untuk melakukan ibadah harian seperti salat, hingga tindakan kecil seperti tersenyum. Aplikasi ini dirancang agar bisa digunakan oleh pengguna Muslim maupun non-Muslim, meski fitur konseling keagamaan khusus ditujukan bagi Muslim.
“Aplikasi ini juga terinspirasi dari ayat dalam surat Ar-Ra’d ayat 28, yang menjadi landasan untuk membantu pengguna mengatasi tekanan hidup dan membimbing mereka bersosialisasi dengan baik,” tambah Umar.
Taraf Pengembangan
Walaupun aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan, Umar dan tim optimis Curahkan dapat berkontribusi mencegah kasus bunuh diri di kalangan remaja, khususnya di Malang. Mereka berharap aplikasi ini tidak hanya menjadi tempat curhat, tetapi juga menjadi media dukungan psikologis dan spiritual yang membantu pengguna merasa lebih dekat dengan Tuhan.
“Curahkan’s Cyber Counseling kami harapkan menjadi langkah nyata dalam mengatasi masalah kesehatan mental, seperti stres dan depresi. Khusus untuk generasi muda, kami ingin mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan mental karena hidup masih panjang. Kami juga ingin mengedepankan prinsip ‘Khoirunnas anfa’uhum linnas’—sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain,” tutup Umar.