MAKLUMAT – Patung Hafez Al-Assad, pendiri rezim keluarga Assad yang telah berkuasa lebih dari setengah abad, digulingkan oleh massa di pinggiran Jaramana, Damaskus, Sabtu (7/12). Aksi ini menandai berakhirnya pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad, yang melarikan diri ke Rusia bersama keluarganya pada Minggu (8/12).
Rekaman penggulingan patung besar Hafez Al-Assad beredar luas di media sosial. Hal ini menjadi simbol ambruknya sistem otokratis yang diwariskan dari ayah ke anak.
Seperti dilaporkan Arab News, Hafez Al-Assad, yang lahir pada 1930 dari keluarga petani Alawi miskin. Awalnya Hafez Al-Assad tidak bercita-cita menjadi pemimpin politik.
Namun, setelah bergabung dengan Akademi Militer Homs pada 1950, Hafez Al-Assad terlibat dalam berbagai dinamika politik dan militer yang mengubah nasibnya.
Sejarah Kekacauan Politik Suriah
Suriah, yang merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman sejak abad ke-16, lantas menjadi mandat Prancis setelah Perang Dunia I pada 1923. Mandat ini memicu pemberontakan besar pada 1925–1927, meski akhirnya berhasil dipadamkan oleh Prancis.
Kemerdekaan Suriah pada 1946 tidak serta-merta membawa stabilitas. Dari 1949 hingga 1970, Suriah mengalami 20 kudeta militer, menunjukkan ketidakstabilan politik yang kronis. Di tengah kekacauan tersebut, Hafez Assad muncul sebagai sosok yang mengambil alih kendali negara melalui kudeta pada 1970.
Setelah memimpin Angkatan Udara, dia terlibat aktif dalam berbagai krisis. Ia terlibat kudeta Partai Ba’ath pada 1963. Hafez Al-Assad menapaki jalur kekuasaan hingga menjadi Presiden Suriah pada 1971.
Pemerintahannya yang otoriter membangun sistem politik yang penuh kontrol. Dia mewariskannya kepada anaknya, Bashar Al-Assad, pada tahun 2000.
Namun, sistem otokratis ini perlahan runtuh akibat perang saudara yang melanda Suriah sejak 2011. Krisis kemanusiaan, konflik antarfraksi, dan tekanan internasional menggerus legitimasi rezim Assad.
Akhir Era Assad
Penggulingan patung Hafez Al-Assad menjadi simbol perlawanan rakyat terhadap rezim yang dianggap bertanggung jawab atas penderitaan panjang negara itu.
Dengan kepergian Bashar Al-Assad ke Rusia, Suriah kini menghadapi tantangan besar untuk memulai lembaran baru setelah lebih dari lima dekade berada di bawah bayang-bayang dinasti Assad.
Pemerintah transisi yang diharapkan segera dibentuk kini ditunggu untuk membawa stabilitas dan rekonsiliasi di tengah reruntuhan konflik yang melanda negeri itu.