MAKLUMAT — Tantangan kepemimpinan bangsa ke depan tidak cukup dijawab dengan semangat saja. Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Timur, Devi Kurniawan, menegaskan bahwa memimpin bangsa juga memerlukan kecakapan dalam ilmu pengetahuan lintas disiplin.
“Mindset menjadi kader bangsa harus selalu menjadi pegangan, sehingga otomatis kader persyarikatan adalah semangat bagi kader,” ujarnya saat membuka Pelatihan Instruktur Madya (PIM) yang diselenggarakan DPD IMM Jatim di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Jumat (27/6/2025).
Devi menegaskan bahwa kader IMM harus membentuk diri sebagai kader bangsa sekaligus kader persyarikatan yang siap berdiaspora dan memimpin di berbagai bidang. Menurutnya, IMM adalah ruang kaderisasi transdisipliner, tempat seluruh rumpun ilmu bersinergi.
Oleh karena itu, setiap kader harus siap menjadi pemimpin yang memahami dan mampu mewadahi berbagai instrumen keilmuan. “Kita adalah pemimpin transdisipliner, yang seluruh rumpun ilmu ada di IMM,” tegasnya.
Devi menekankan pentingnya kedisiplinan dan tanggung jawab intelektual dalam proses kaderisasi. Ia mengutip pesan pendiri Muhammadiyah, K.H. Ahmad Dahlan, sebagai pengingat agar setiap kader tetap berpijak pada nilai dan tujuan awal. “Jadilah apapun dan kembalilah ke Muhammadiyah,” tegasnya.
Di hadapan para peserta, Devi juga mengingatkan bahwa proses pembentukan diri tidak boleh berhenti di ruang kelas semata. Ia berharap semangat belajar dan kontribusi terus tumbuh melalui aktivitas perkaderan yang berkelanjutan. “Kami berpesan setelah PIM, kembalilah ke daerah masing-masing dan jadilah khoirunnas anfauhum linnas,” kata dia.
Dengan tema ‘Ananta-Marga Perkaderan‘, kegiatan ini menjadi simbol bahwa jalan kaderisasi tidak mengenal akhir, namun terus bergerak maju. Seluruh DPD IMM se-Indonesia, kata Devi, bersatu untuk melahirkan kader-kader terbaik demi masa depan bangsa.
“Kalian adalah tongkat estafet kepemimpinan Indonesia,” pungkas alumnus Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu.