MAKLUMAT — Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar mengajak para kepala daerah untuk memanfaatkan 100 hari pertama masa kepemimpinan mereka sebagai momentum revolusi manajemen. Hal ini disampaikannya dalam kegiatan orientasi dan pembekalan (Retreat) di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.

Menurutnya, 100 hari pertama adalah periode krusial dalam membangun sistem yang akan berdampak besar ke depan. Ia menegaskan bahwa jika momentum ini terlewat, maka sulit bagi pemimpin untuk melakukan perubahan signifikan.

“Nah, di dalam ilmu manajemen terakhir, after one hundred days are no revolutions. Jadi, kalau kita kehilangan momentum 100 hari, there is no revolutions. Jadi, kalau starting point kita itu tidak ada energi yang kuat, tidak ada strong power yang dikatakan, maka itu akan datar bahkan down ke depan,” ujar Menag Nasaruddin di hadapan ratusan kepala daerah.

Keberanian Berpikir Berbeda

Menag Nasaruddin mencontohkan bahwa strategi ini telah ia terapkan sejak awal memimpin Kementerian Agama (Kemenag) RI. Hasilnya, kinerja Kemenag RI dalam 100 hari kerja pertama pemerintahan, dinilai sangat positif dan baik oleh berbagai survei.

“Saya ditanya kawan-kawan apa yang dilakukan? Yang penting kita lakukan sesuatu, keberanian berpikir lain. Siapa pun yang ingin populer harus berani berpikir lain,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa banyak pemimpin dunia yang sukses karena memiliki keberanian berpikir berbeda, termasuk sosok-sosok seperti Mahatma Gandhi, Bunda Teresa, bahkan hingga Rasulullah Muhammad Saw.

“Dan ini dilakukan oleh Rasulullah Saw. Dan tokoh-tokoh dunia yang lain seperti kita tahu ada Gandhi, Bunda Teresa, dan lainnya,” imbuhnya.

Melalui pesan ini, Menag Nasaruddin berharap para kepala daerah dapat memanfaatkan awal masa kepemimpinan mereka untuk menciptakan perubahan nyata yang berdampak luas bagi masyarakat.