23.2 C
Malang
Sabtu, Januari 18, 2025

Kemenko PMK Tingkatkan Koordinasi Antar-Kementerian, Waspadai Flu Burung

Kemenko PMK terus mewaspadai penyebaran flu burung di dalam negeri sebagai akibat peningkatan virus H5N1 yang terus menyebar.
KilasMenag Nasaruddin Umar: Pemberdayaan Perempuan Kunci Ketahanan Bangsa

Menag Nasaruddin Umar: Pemberdayaan Perempuan Kunci Ketahanan Bangsa

Menag Nasaruddin Umar
Menag Nasaruddin Umar berbicara tentang pemberdayaan perempuan Tanwir 1 Aisyiyah di Hotel Tavia, Jakarta, Kamis (16/1/2025). Foto: IST

MAKLUMATMenag Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan untuk memperkuat ketahanan keluarga dan bangsa.

Pernyataan itu disampaikan dalam Seminar Tanwir I Aisyiyah bertema “Ketahanan Keluarga”, Kamis (16/1). Nasaruddin menggarisbawahi peran krusial perempuan dalam membentuk generasi unggul dan mendorong kesetaraan gender di Indonesia.

“Ketahanan keluarga tidak akan terwujud tanpa pemberdayaan perempuan. Ketahanan nasional pun bergantung pada kekuatan perempuan. Generasi berkualitas hanya lahir dari perempuan yang diberdayakan,” ujar Menag Nasaruddin Umar.

Ia menyoroti ketimpangan relasi kuasa antara laki-laki dan perempuan yang menjadi akar persoalan sosial, termasuk kekerasan seksual. Relasi kuasa, dalam kajian sosiologi, mencerminkan dominasi satu pihak atas pihak lainnya.

Menurut Nasaruddin, ketimpangan ini kerap diperkuat oleh penafsiran agama dan budaya yang patriarkal.

“Allah menciptakan kekuatan laki-laki dan perempuan secara seimbang. Namun, budaya patriarki memindahkan kekuatan perempuan kepada laki-laki, menciptakan ketidakadilan yang melahirkan patologi sosial,” kata Nasaruddin. Ia menekankan pentingnya meninjau ulang penafsiran agama yang bias untuk memperbaiki kondisi ini.

Penulis buku Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Quran tersebut juga menekankan perlunya reinterpretasi fikih perempuan guna menghapus tafsir yang merugikan perempuan.

Nasaruddin mengingatkan bahwa relasi kuasa yang timpang turut memicu tingginya angka perceraian di Indonesia. Data tahun 2023 menunjukkan 40 persen perceraian terjadi dalam lima tahun pertama pernikahan. Dari jumlah itu, 80 persen gugatan cerai berasal dari kota besar.

“Ketahanan keluarga memerlukan relasi yang adil. Tanpa itu, perceraian berpotensi menciptakan kemiskinan baru, terutama bagi perempuan dan anak yang kerap harus menanggung beban ekonomi,” ujarnya.

Untuk mengatasi persoalan ini, Kementerian Agama telah menggulirkan sejumlah program, seperti perencanaan perkawinan, keluarga sehat, peningkatan ekonomi keluarga, dan pengembangan generasi berkualitas. Program ini dijalankan bersama Kementerian Kesehatan, Kemendikbudristek, dan BKKBN.

Nasaruddin juga mendorong perubahan regulasi agar kebijakan yang ada tidak merugikan perempuan, melainkan mendukung pemberdayaan mereka. Ia mengajak perempuan Aisyiyah menjadi pelopor perubahan dengan tidak hanya memberi edukasi, tetapi juga melakukan aksi nyata di tengah masyarakat.

Menutup paparan, Menag mengajak Aisyiyah bekerja sama secara formal dengan Kementerian Agama untuk memperkuat pemberdayaan perempuan. “Kerja sama ini diharapkan membawa perubahan signifikan dalam tiga tahun ke depan, khususnya untuk menyeimbangkan relasi kuasa dan mendorong regulasi yang lebih berpihak pada perempuan,” pungkasnya.

Ads Banner

Ads Banner

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer