Menenun Masa Depan Ekonomi Indonesia-Jepang Lewat Kampus

Menenun Masa Depan Ekonomi Indonesia-Jepang Lewat Kampus

MAKLUMAT – Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan Jepang memiliki cara yang lebih segar. Kali ini, bukan lewat pertemuan diplomatik antarpemerintah, melainkan forum intelektual. Yakni mempertemukan aktor-aktor strategis dari dua negara di ranah pendidikan tinggi.

Kali ini Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), lewat Program Studi Ekonomi Pembangunan, menggandeng East Java Japan Club (EJJC) dalam sebuah forum diskusi internasional, April lalu.

Yuriko Nakajima, tokoh penting di tubuh EJJC, menjadi pembicara utama dalam kegiatan tersebut. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya mempererat hubungan ekonomi Indonesia dan Jepang, terutama di tengah perubahan lanskap global yang dipengaruhi teknologi dan digitalisasi.

“Ini tentu memberikan peluang bagi kedua negara dalam memajukan ekonomi, terutama kehadiran kemajuan digitalisasi dan teknologi. Keduanya memiliki kaitan sangat erat dengan inovasi. Sebab melalui inovasi kesejahteraan dapat terwujud,” ungkapnya.

Strategi Eknomi dan Kesepamahan Budaya

Dalam forum itu, Yuriko memetakan lima pokok penting relasi Indonesia-Jepang. Cukup banyak aspek yang bisa menjadi kemitraan. Mulai dari perjanjian strategis yang sudah diteken, hingga rencana ke depan yang mencakup ketahanan energi, dekarbonisasi, mitigasi bencana, pendidikan, hingga ketahanan pangan. Semuanya dalam satu tujuan, mewujudkan kemakmuran bersama.

Kemitraan ekonomi, lanjut Yuriko, tak bisa berdasarkan angka perdagangan dan investasi. Ia menekankan pentingnya membangun pemahaman budaya dan strategi kebijakan yang saling melengkapi.

Jepang, dengan kemajuan teknologinya, dan Indonesia, dengan kekayaan sumber dayanya, memiliki posisi strategis dalam percaturan ekonomi global. Keduanya, kata Yuriko, tak bisa terus berjalan sendiri-sendiri.

Baca Juga  Wamen Fauzan: Bangsa Mandiri Butuh Kerja Keras dan Persatuan

Forum ini juga menghadirkan akademisi UMM, Happy Febrina Hariyani, SP, M.Si. Ia menyoroti dimensi keberlanjutan dalam kerja sama kedua negara, khususnya di sektor kelautan dan perikanan.

Kemitraan Ekonomi dari Ruan Belajar

Happy juga mengulas geliat investasi Jepang di Indonesia. Termasuk dinamika ekspor-impor yang terus mengalami perubahan seiring waktu. “Pertumbuhan infrastruktur di bidang transportasi, energi, dan komunikasi menjadi kunci masa depan kerja sama ini,” terang Happy.

Diskusi ini merupakan bagian dari upaya internasionalisasi inisiasi Prodi Ekonomi Pembangunan UMM. Dengan mengusung tema “Memperkuat Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang untuk Kesejahteraan Masa Depan”.

Kegiatan ini bertujuan memperluas wawasan mahasiswa tentang diplomasi ekonomi. Harapannya sederhana tapi strategis, agar kampus tak hanya jadi ruang belajar, tapi juga ruang bertukar ide lintas negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *