Menkes Umumkan 52 Juta Warga Ikut Cek Kesehatan Gratis, Skrining TB Tembus Rekor Nasional

Menkes Umumkan 52 Juta Warga Ikut Cek Kesehatan Gratis, Skrining TB Tembus Rekor Nasional

MAKLUMATMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan lebih dari 52 juta warga Indonesia telah mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) sepanjang tahun terakhir. Program ini tidak hanya mencatat rekor baru, tetapi juga mendorong peningkatan skrining tuberkulosis (TB) nasional hingga menembus lebih dari 20 juta peserta.

“Cek Kesehatan Gratis menjadi bukti nyata perubahan arah kebijakan kesehatan nasional, dari kuratif ke preventif dan promotif. Fokus kita bukan lagi menunggu orang sakit, tapi menjaga rakyat tetap sehat,” ujar Budi dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Jakarta, Rabu (12/11).

Ia menegaskan, pemerintah kini berpacu dengan waktu. “Sebanyak 84 juta anak Indonesia akan memasuki usia produktif pada 2045. Kita hanya punya dua dekade untuk memastikan mereka tumbuh sehat, tangguh, dan unggul,” tegasnya.

Keberhasilan program CKG menjadi bagian dari enam pilar transformasi kesehatan nasional yang mulai menunjukkan hasil konkret di lapangan. Pada pilar layanan primer, sebanyak 8.349 puskesmas telah mengintegrasikan layanan kesehatan dasar. Sistem surveilans penyakit kini berjalan lebih cepat, didukung laboratorium di seluruh provinsi.

“Untuk pertama kalinya, prevalensi stunting balita turun di bawah 20 persen, tepatnya menjadi 19,8 persen,” jelas Budi.

Sementara itu, pilar layanan rujukan juga mencatat kemajuan signifikan. Kini 29 provinsi sudah mampu melakukan bedah jantung terbuka, dan delapan provinsi memiliki fasilitas STA-MCA bypass untuk kasus stroke berat.

Baca Juga  Wamenag Resmikan Program Cek Kesehatan Gratis di Pesantren Sidoarjo: Kalau Sakit Tidak Bisa Ibadah

Transformasi turut memperkuat ketahanan kesehatan nasional. Dari 14 antigen vaksin program imunisasi rutin, 10 di antaranya kini diproduksi di dalam negeri, menandai kemajuan besar dalam kemandirian farmasi Indonesia.

Di bidang pembiayaan kesehatan, 268 juta penduduk atau 98 persen warga Indonesia telah terlindungi dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pemerintah juga memperbarui sistem tarif layanan agar kualitas pelayanan tetap terjaga.

Untuk sumber daya manusia kesehatan, 61 persen puskesmas kini memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan sesuai standar nasional.Selain itu, 74 rumah sakit daerah telah memiliki  tujuh dokter spesialis dasar, memperkuat pelayanan rujukan di seluruh wilayah.

Transformasi juga menyentuh teknologi kesehatan. Sebagian besar fasilitas kini terhubung dengan sistem SATUSEHAT, dan kecerdasan buatan (AI) sudah membantu deteksi kanker paru, TB, dan stroke lebih cepat dan akurat.

Program unggulan Biomedical and Genome Science Initiative (BGSI) pun terus berkembang, menghadirkan layanan kedokteran presisi seperti tes risiko kanker, jantung, diabetes, hingga penyakit langka.

Terkait hal ini, Budi menekankan transformasi kesehatan bukan hanya perubahan sistem, melainkan juga perubahan budaya kerja insan kesehatan. “Perjalanan menuju Indonesia sehat adalah perjalanan panjang dan menantang. Tapi dengan semangat gotong royong, kita bisa wujudkan Generasi Emas 2045,” tegas dia.

Budi mengajak Masyarakat untuk mulai menjaga kesehatan dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Dari desa hingga kota, dari puskesmas hingga rumah sakit. “ Kita semua bagian dari perubahan besar menuju Indonesia yang sehat dan kuat,” harapnya.

Baca Juga  Tingkatkan Layanan dan Fasilitas Kesehatan Masyarakat, Menkes Bakal gandeng Muhammadiyah dan Aisyiyah
*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *