PADA peringatan Hari Ulang Tahun ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia, berbagai pandangan tentang makna kemerdekaan kembali dibahas. Meski secara fisik kita telah merdeka, namun perjalanan menuju tercapainya tujuan dan substansi kemerdekaan masih panjang.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor III Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Dr. Nur Subeki, S.T., M.T., saat bertindak sebagai inspektur upacara di Edu Forestry Pujon Hill UMM, Sabtu (17/8/2024). Dalam pidatonya, ia menekankan pentingnya menjaga semangat juang para pahlawan dengan mengembangkan karakter yang relevan di era modern ini.
“Karakter pertama yang harus kita miliki adalah kompetitif, yang mencerminkan semangat belajar tinggi dan mentalitas kuat. Karakter kedua adalah inovatif, artinya kita harus selalu mendorong diri untuk berinovasi dalam berbagai bidang,” ujarnya.
Menurutnya, bangsa yang maju dan modern selalu memiliki *learning curve* sebagai dasar inovasi. Inovasi ini, kata Subeki, tak bisa dipisahkan dari proses belajar, termasuk belajar dari kesalahan dan kegagalan. “UMM, sebagai lembaga pendidikan, harus menjadi tempat di mana potensi-potensi ini dikembangkan untuk menuju Indonesia Maju dan pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Subeki menyoroti bonus demografi yang diprediksi akan mencapai puncaknya pada tahun 2030-an, dengan 68 persen penduduk berada dalam usia produktif. “Ini adalah peluang emas untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan menempatkan Indonesia dalam jajaran lima besar kekuatan ekonomi dunia,” ungkapnya.
Namun, dia menekankan, keberhasilan ini membutuhkan fokus dan arah yang jelas dalam memanfaatkan potensi bangsa. Di sinilah, menurutnya, peran UMM bersama Muhammadiyah sangat penting, sebagaimana tercermin dalam tagline “UMM dari Muhammadiyah untuk Bangsa.”
Ia juga mengutip laporan dari Lowy Institute, lembaga think tank asal Australia, yang menempatkan Indonesia sebagai middle power di Asia dengan pengaruh diplomatik yang terus meningkat. Selain itu, Indonesia menjadi salah satu dari enam negara di Asia yang mengalami peningkatan comprehensive power.
Lebih lanjut, Subeki menjelaskan bahwa UMM telah mempersiapkan sumber daya manusia yang siap berkontribusi bagi masyarakat melalui berbagai program, termasuk Center for Future Work, yang menaungi pusat-pusat keunggulan (Center of Excellence) guna mempersiapkan generasi yang mandiri. UMM juga terus mengembangkan program skilling, re-skilling, dan up-skilling untuk meningkatkan peluang kerja serta produktivitas nasional. Salah satu langkah penting lainnya adalah pengembangan sektor ekonomi baru yang dapat menciptakan lapangan kerja dan memberikan nilai tambah sebesar-besarnya.
“Sektor ekonomi hijau dan hilirisasi merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mencapai kemajuan. Dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, mulai dari mineral, hasil perkebunan, hasil laut, hingga energi baru dan terbarukan, kita punya potensi besar untuk berkembang,” jelasnya.
Subeki juga mendukung program Muhammadiyah yang berfokus pada pengelolaan sumber daya alam dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Oleh karena itu diharapkan generasi muda Muhammadiyah dapat mengelola sumber daya alam dengan bijak, memberikan nilai tambah, dan menyejahterakan masyarakat.
Ia juga mendorong agar pemerintah mewajibkan perusahaan tambang untuk membangun pusat pembibitan dan persemaian demi menghijaukan kembali lahan pasca tambang, seperti yang dilakukan di Pujon Hill UMM.
“Semoga Allah SWT senantiasa mempermudah upaya kita dalam mewujudkan Indonesia Maju yang kita cita-citakan. Sebuah negara yang adil, makmur, dan diridhai Tuhan. Mari kita bersatu padu, melangkah bersama menuju Indonesia Maju. Dirgahayu Republik Indonesia! Dirgahayu Negeri Pancasila! Merdeka!” tandasnya.
Reporter: Diki
