Menyulam Komitmen Immawati di Tengah Arus Inklusivitas

Menyulam Komitmen Immawati di Tengah Arus Inklusivitas

MAKLUMAT – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Malang Raya resmi membuka Diksuswati Nasional pada Jumat, 2 Mei 2025. Kegiatan yang berlangsung di Hall Pusdiklat Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini menjadi ruang penguatan peran kader perempuan IMM atau Immawati.

Ketua Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) UMM, Zen Amiruddin, membuka langsung acara. Ia mendorong peserta agar memanfaatkan forum ini sebagai momen perubahan. “Setiap Diksuswati punya tema dan konteks berbeda. Ini kesempatan yang tak akan terulang sama persis. Bergeraklah aktif, sebab ilmu menjadi ruh gerakan IMM,” katanya.

Zen menegaskan pentingnya peran Immawati sebagai aktor gerakan. Menurutnya, kader perempuan perlu menunjukkan komitmen dan kontribusi yang nyata, bukan sekadar mengikuti struktur organisasi.

Peran Perempuan Majukan Persyarikatan

Sejumlah tokoh turut hadir dalam pembukaan acara, seperti Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA) Jawa Timur dan Ketua Bidang Immawati DPD IMM Jawa Timur, Nur Fairuz Faizatul. Kehadiran mereka memperkuat sinyal bahwa Diksuswati bukan sekadar agenda internal, tapi bagian dari konsolidasi peran perempuan dalam persyarikatan.

Ketua Umum PC IMM Malang Raya, Kelvin Argo Beni, menyebut Diksuswati sebagai bentuk komitmen menciptakan budaya organisasi yang setara. “IMM harus lepas dari dikotomi Immawan dan Immawati. Kita ingin organisasi ini inklusif. Dari sini bisa lahir Siti Walidah dan Kartini baru,” ujarnya.

Kesadaran Gender Keislaman

Baca Lainnya  Pagar Laut di Tangerang, Simbol Ketidakadilan untuk Nelayan

Tema tahun ini, Revitalisasi Peran Immawati Menuju IMM Inklusif dan Berkemajuan, tak berhenti sebagai slogan. Ketua Bidang Immawati PC IMM Malang Raya, Eka Shofariyah, menegaskan bahwa Immawati harus memiliki kesadaran gender yang berbasis nilai keislaman serta kompetensi dalam isu-isu keperempuanan.

“Immawati tidak boleh berhenti berprogres hanya karena sudah purna. Kita butuh kader perempuan yang tetap berkhidmat untuk Persyarikatan dan masyarakat,” ujarnya.

Diksuswati Nasional tahun ini bukan sekadar pelatihan. Ia mencerminkan perjuangan untuk menciptakan ruang aman dan bermakna bagi kader perempuan. Sebuah proses panjang yang berakar pada ilmu, bertumbuh lewat kesadaran, dan mengakar pada komitmen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *