MAKLUMAT – Optimalisasi lingkungan dan tata kelola bisnis keberlanjutan menjadi prioritas sejumlah perusahaan. Langkah ini untuk meneruskan Piagam Paris 2015, yang berisi pengurangan karbon yang diakibatkan aktivitas industri maupun masyarakat umum.
Langkah ini telah diaplikasikan dan akan terus diperkuat Merdeka Copper Gold Tbk, dengan mengedepankan environment, social, and governance (ESG) di seluruh unit usaha. MCG merupakan induk dari sejumlah perusahaan tambang di Indonesia yang kini fokus dengan konsep bisnis berkelanjutan.
“ESG meningkatkan kemampuan perusahaan untuk menciptakan dan mempertahankan value jangka panjang. Terutama situasi yang berubah begitu cepat, untuk meminimalkan semua risiko,” kata Head of Corporate Communications MCG, Tom Malik di Surabaya, Jumat (13/9/2024).
Tom Malik menambahkan, pada dasarnya, ESG merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Pihaknya juga mendukung program pemerintah dalam hal pengurangan emisi atau net zero emission 2060.
Dimulai dari pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). MCG bekerja sama dengan PLN memanfaatkan panas bumi sebagai pasokan setrum di area tambang emas di Banyuwangi.
“Kami juga sudah merehabilitasi lahan bekas tambang, 2 x 900 hektare di Bondowoso (Jawa Timur) dan di Sukabumi (Jawa Barat), serta rehabilitasi lahan seluas 2.500 ha. Semuanya sudah 100 persen dilakukan, dan telah diserahkan ke pemerintah,” Tom Malik menambahkan.
Berkaitan dengan implementasi ESG, General Manager of Operations PT Bumi Suksesindo (BSI), Roelly Fransza mengatakan bahwa semester I/2024 sudah 50 persen lahan terealisasi reklamasi maupun rehabilitasi di Tujuh Bukit Operations, lokasi tambang yang dikelola BSI.
“Sudah 10,14 hektare tanaman penutup ditanam di area reklamasi dan 5.574 bibit diproduksi di persemaian sepanjang semester 1/2024. Kami optimis tahun ini (tata kelola lingkungan) semuanya terwujud,” Roelly menambahkan.
Ia juga menjelaskan bahwa pada semester 1/2024, Tujuh Bukit Operations berhasil mengurangi 14.833 tCO2e, melalui penggunaan sumber energi listrik tebarukan dan bahan bakar biosolar B35.
Aktivitas lain anak entitas MCG ini meliputi penggunaan air limbah domestik untuk menyiram debu dan daur ulang limbah non-B3 bersama masyarakat setempat.
Satu lagi penggunaan bahan bakar biosolar B35 untuk mengoperasikan alat berat, kendaraan dan generator cadangan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
“Rehabilitasi hutan di sekitar tambang membuahkan hasil, setidaknya 299 fauna sudah bertamu. Salah satunya elang jawa yang masuk binatang endemik. Burung ini sedang mencari makan di area hutan dan tertangkap kamera. Artinya lingkungan kami bebas polusi,” pungkas Roelly.