MAKLUMAT – Ekosistem lingkungan berkelanjutan menjadi concern sejumlah entitas bisnis guna meningkatkan environment social governance (ESG). Seperti langkah Merdeka Copper Gold (MCG) Tbk, beberapa tahun terakhir ini yang terus komitmen menjaga green ecosystem.
Emiten tambang berkode MDKA ini telah mereklamasi lahan seluas 26.77 hektare pada 2024 lalu, atau 50 persen lebih banyak secara tahunan (y-o-y). Sementara sejak 2014 hingga 2025, MCG telah mereklamasi lahan seluas 100.95 hektare.
Sedangkan penanaman bibit sepanjang tahun 2024 mencapai 26.342 pohon. Angka ini lebih besar dari tahun sebelumnya, yang menanam 20.050 bibit pohon.
Pentingnya Keterlibatan Stakeholder
Head of Corporate Communication MCG, Tom Malik, menegaskan bahwa sejauh ini pihaknya kerap melibatkan stakeholder. Ia mencontohkan pembuatan rancangan lingkungan berkelanjutan di Tembaga Wetar (Maluku Barat Daya).
“Dua anak usaha kami, PT Batutua Kharisma Permai dan PT Batutua Tembaga Raya melibatkan warga guna meningkatkan literasi dan edukasi terkait lingkungan,” ungkap Tom.
Begitu juga dengan anak usaha lain, PT Bumi Suksesindo (BSI). Perusahaan ini mengajak pemuda dan ibu rumah tangga di Banyuwangi mengelola sampah domestik untuk menciptakan lingkungan lebih bersih dan sehat.
Tingkatkan Literasi Perbaikan Lingkungan
Tom menambahkan bahwa ekosistem di tambang Tujuh Bukit milik BSI masih terjaga dengan baik. Hal ini tercermin dari keberadaan elang jawa (nisaetus bartelsi) di sekitar area tambang.
Anak usaha Merdeka Group lainnya, Merdeka Battery Materials juga mendorong pelestarian lingkungan. Kegiatan yang diinisiasi meliputi pelatihan pengelolaan ekosistem mangrove, mitigasi perubahan iklim hingga kelestarian lingkungan pesisir di Morowali (Sulawesi Tengah).
“Kami terus berkomitmen terhadap pelestarian lingkungan. Selain menjalankan inisiatif strategis, kami mendorong peningkatan kesadaran masyarakat dan internal perusahaan. Harapan kami agar pelestarian lingkungan terus berlanjut,” ujar Tom.
Prestasi Membanggakan di Bidang Lingkungan
Peningkatan sistem pengelolaan lingkungan di sekitar wilayah berbuah hasil dengan meraih sertifikasi ISO 14001:2015 pada tahun 2024. Hasil ini tak lepas dari pengelolaan 154,34 ton limbah non-B3 secara optimal. Satu lagi penggunaan pendingin ramah lingkungan yang tidak merusak lapisan ozon.
Upaya memitigasi perubahan iklim ini mengantar MDKA meraih skor B dari Carbon Disclosure Project (CDP). Yakni organisasi nirlaba global yang mengelola basis data lingkungan. Capaian ini tak lepas dari pemanfaatan sumber energi baru terbarukan (EBT) dari PLN, penggunaan bahan bakar biodiesel, serta penerapan ekonomi rendah karbon.
“Kinerja yang kami lakukan atas kepedulian terhadap pelestarian lingkungan. Harapan kami semua kegiatan memberi manfaat bagi sesama dan bumi tempat kita tinggal,” tutup Tom.