Midtown Residence Angkat Ruang Inklusif: “Warna Warni Tanpa Suara” Dorong Publik Lebih Melek Disabilitas

Midtown Residence Angkat Ruang Inklusif: “Warna Warni Tanpa Suara” Dorong Publik Lebih Melek Disabilitas

MAKLUMAT Midtown Residence Surabaya merayakan Hari Disabilitas Internasional dengan menggelar acara inklusif bertajuk “Warna Warni Tanpa Suara: Kopi Tutur Rasa x Tutur Mata”. Kolaborasi antara Kopi Tutur Rasa, Disabilitas Berkarya (Tutur Mata), dan Kitasetara Foundation ini membuka ruang bagi teman-teman disabilitas untuk menampilkan karya, kemampuan, dan perspektif mereka tanpa batasan suara.

Barista Tuli dari Kopi Tutur Rasa, yakni Akbar, Dandi Wijaya, Della, Devi, dan Rio menyuguhkan kopi sambil menuturkan perjalanan hidup mereka melalui cita rasa. Di sela talkshow, mereka mengajak peserta belajar huruf abjad BISINDO, memperluas pemahaman publik tentang bahasa isyarat dan pentingnya komunikasi yang setara.

Rangkaian acara mencakup Talkshow Inklusif, Pameran Foto Tutur Mata, serta Bedah Buku “Tutur Mata”. Dalam sesi bedah buku, mentor fotografi  Mamuk dan Leo membedah cerita di balik potret karya para fotografer Disabilitas Berkarya, seperti Septian, Kiking, Omay, Dewa, Jacky, Pina, dan Kori. Mereka menegaskan  setiap foto bukan sekadar visual, melainkan pengalaman personal yang “bersuara” lewat perspektif.

Acara ini dihadiri komunitas disabilitas, mahasiswa, serta dosen dari UNESA, UNITOMO, dan STIKOSA. Kepala UPTD Kampung Anak Negeri Dinas Sosial Surabaya, Eva, ikut hadir memberikan dukungan terhadap ruang-ruang kreatif yang mendorong pemberdayaan difabel.

Corporate Public Relations Midtown Hotels Indonesia, Kus Andi  mengungkapkan acara ini akan menjadi agenda rutin yang mendorong kolaborasi lebih luas dengan komunitas disabilitas dan institusi pendidikan. Inklusivitas bukan sekadar program seremonial, tetapi komitmen jangka panjang grup hotel tersebut.

Baca Juga  Bupati Yuhronur Efendi Apresiasi Peran Kolaboratif Nasyiah dalam Membangun Lamongan

“ Midtown berkomitmen memberikan ruang bagi teman-teman difabel untuk berkarya dan bersuara. Kami percaya inklusi harus hadir dalam praktik, bukan hanya slogan. ‘Warna Warni Tanpa Suara’ adalah wujud keberpihakan kami untuk membuka ruang yang aman, setara, dan bermartabat,” ujar Kus Andi, Kamis (4/12/2025).

Sebelumnya, buku foto Tutur Mata mencuri perhatian publik ,hingga dipresentasikan pada Jakarta International Photo Festival (JIPFest) di Taman Ismail Marzuki pada 19 September lalu. Ajang penting itu  mempertemukan fotografer, peneliti, dan pegiat visual dari level nasional maupun internasional.

*) Penulis: R Giordano

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *