MAKLUMAT – Sejumlah ASN menggegerkan gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dengan menggelar aksi. Bentangan spanduk dan nyanyian tertuju kepada Mendiktisaintek, Satryo Soemantri, sebagai bentuk protes.
Narasi spanduk yang berseliweran di media sosial X cukup pedas. Bahkan terlihat pula video pengepungan mobil dinas dengan nomor polisi RI 25. Karyawan menduga di dalam mobil tersebut terdapat Satryo Soemantri.
Pemilik akun X, @Mdy_xxx membagikan video dengan narasi, “Demo ASN Dikti, Oh ini ya yang ramai tadi soal Menteri arogan dan suka pecat bawahan”.
Dalam video ini terlihat sejumlah karyawan memburu mobil dengan nopol RI 25 warna hitam, sambil meneriakkan huuuu……
Kepung Mobil Dinas Menteri
Terlihat pegawai berhamburan dari lobi gedung menuju basement sambil merekam mobil tersebut. Ada yang meneriakkan turun…turun…turun. Tak sedikit yang menerikkan huuu….dan lawann…lawan…saat mobil itu melintas.
Sejumlah petugas berusaha melindungi sedan hitam itu dari para demonstran. Di dalam video berdurasi satu menit 12 detik itu tidak ada insiden membahayakan.
Pemilik akun X, @dhemitXXXX juga membagikan video pengepungan mobil dinas RI 25. Di dalam video tertulis narasi “Hallo Dikti sampai segitu ya???”
Pemilik akun membagikan satu foto dan video pengepungan mobil dari sisi yang berbeda. Sejumlah pegawai mencegat mobil dengan nopol RI 25 saat mobil itu turun dari basement dan hendak keluar gedung.
Sejumlah ASN mendekat sambal menerikkan turun…turun…turun. Mobil itu terlihat berjalan pelan dan mempercepat laju setelah lolos dari kerumunan.
Hingga berita ini turun, belum ada pernyataan resmi dari kementerian terkait maupun dari Istana Presiden.
Sikap Arogan dan Kasar
Sebelumnya, viral ASN di Kemendiktisaintek menggelar aksi unjuk rasa. Sebuah spanduk hitam bertuliskan, “Institusi negara bukan perusahaan pribadi Satryo dan istri” terpampang di dalam gedung. Di sisi lain, spanduk putih mencantumkan kalimat, “Kami ASN dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan untuk babu keluarga.”
Kritik terhadap gaya kepemimpinan Menteri Satryo menjadi inti protes. Narasi yang berkembang menyebut bahwa Satryo kerap bersikap arogan, kasar, dan cenderung main fisik terhadap pegawai.