MAKLUMAT — Majelis Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MPM PWM) Jawa Timur resmi meluncurkan tiga organisasi pemberdayaan baru, yaitu Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM), Jamaah Nelayan Muhammadiyah (JALAMU), dan Asosiasi Buruh Migran Muhammadiyah.
Peresmian yang bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sumenep, berlangsung pada Minggu, 19 Januari 2025. Inisiatif ini diharapkan mampu mendorong kemandirian petani, nelayan, dan buruh migran di Pulau Madura.
Program ini merupakan kelanjutan dari upaya serupa yang sebelumnya telah dijalankan di Blitar, wilayah Tapal Kuda, dan Malang.
Peresmian dihadiri Ketua PDM Kabupaten Sumenep, Moh Zeinuddin, beserta jajaran pimpinan Muhammadiyah se-Madura, serta para pengurus JATAM, JALAMU, dan Asosiasi Buruh Migran Muhammadiyah yang baru dikukuhkan.
Dalam sambutannya, Moh Zeinuddin menyampaikan apresiasi atas terbentuknya organisasi-organisasi tersebut. Ia menekankan perlunya solusi nyata dan berkelanjutan bagi persoalan yang dihadapi petani, nelayan, dan buruh migran.
“Program-program yang ada selama ini sering kali tidak menyelesaikan masalah secara tuntas. Bahkan, beberapa di antaranya justru menciptakan ketergantungan daripada kemandirian,” ungkap Zeinuddin.
Ketua MPM PWM Jawa Timur, Lutfi J. Kurniawan, menegaskan bahwa pemberdayaan merupakan inti dari gerakan Muhammadiyah sejak awal berdirinya.
“Sejak masa pendiriannya, Muhammadiyah telah menunjukkan keberpihakan kepada kaum dhuafa dengan mendirikan sekolah, rumah sakit, dan panti asuhan. Inisiatif ini menjadi fondasi yang turut membangkitkan nasionalisme dan perjuangan kemerdekaan,” tuturnya.
Lutfi menambahkan, tantangan pemberdayaan masyarakat di abad kedua Muhammadiyah mencakup isu keberlanjutan, adaptasi terhadap perubahan sosial, serta pengelolaan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang berdampak langsung. Isu lingkungan dan kebencanaan juga menjadi perhatian strategis.
“MPM PWM Jawa Timur berkomitmen menjadikan isu-isu tersebut sebagai pedoman dalam melaksanakan program pemberdayaan yang berkelanjutan dan responsif terhadap perubahan,” tegasnya.
Respons Nyata MPM PWM Jatim
Hutri Agustino, Ketua Divisi Pertanian, Nelayan, dan Buruh Migran MPM PWM Jawa Timur, menyoroti pentingnya pengukuhan kelembagaan di Madura.
Menurutnya, Madura memiliki potensi besar di sektor pertanian dan perikanan, sementara buruh migran menghadapi berbagai tantangan dan stigma yang perlu diurai.
“Pembentukan kelembagaan ini adalah bentuk respons nyata MPM PWM Jawa Timur terhadap persoalan tersebut. Kami juga akan menjalin kemitraan strategis dengan berbagai pihak untuk memastikan manfaat pemberdayaan dirasakan secara luas dan berkelanjutan,” pungkas Hutri.