Muhammadiyah Jadi Teladan Islam Berkemajuan, Haedar: Amal Usaha Kita Nyata

Muhammadiyah Jadi Teladan Islam Berkemajuan, Haedar: Amal Usaha Kita Nyata

MAKLUMAT – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan keberhasilan Muhammadiyah membangun ribuan amal usaha di berbagai bidang merupakan bukti nyata peran sosial-keagamaan persyarikatan sejak berdiri lebih dari seabad silam.

Pernyataan itu disampaikan dalam peresmian Gedung AR-Fachruddin, Masjid Darussalam, dan Gedung Ahmad Dahlan SD Muhtadin di Madiun, Sabtu (6/9/2025).

“Kenapa Muhammadiyah bisa seperti itu? Karena kita membangun bangsa dan negara ini dengan relasi yang sangat positif,” ujar Haedar seperti dilansir laman Muhammadiyah.

Sejak 1912, Muhammadiyah merintis amal usaha di bidang kesehatan, pendidikan, sosial, hingga pemberdayaan masyarakat. Menurut Haedar, keberhasilan itu lahir dari kombinasi SDM unggul, jaringan luas, dan keterbukaan berkolaborasi dengan pemerintah serta berbagai gerakan sosial.

Haedar menekankan, sejak awal semangat Muhammadiyah bukan hanya meraih kemerdekaan, tapi juga mengisi kemerdekaan dengan kemajuan. Pandangan itu diwujudkan dalam komitmen Muhammadiyah bahwa negara Pancasila adalah darul ahdi wa syahadah, konsensus luhur yang harus dihidupi dengan pengkhidmatan.

“Kita berkomitmen menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Tapi tidak hanya komitmen, Muhammadiyah memandang harus disertai dengan usaha membangun,” tegasnya.

Haedar mengaitkan visi kemajuan bangsa dengan nilai Islam berkemajuan. Ia menyinggung Surat Al-Baqarah ayat 143 tentang umat tengahan: moderat, adil, seimbang, dan terbaik. Nilai itu, katanya, harus terus diwujudkan agar Indonesia menjadi rumah bersama yang damai dan berperadaban.

Baca Juga  Lazismu dan BCA Jalin Kemitraan, Pembayaran Zakat Kini Lebih Mudah Lewat MyBCA

Ia juga mengutip Surat Ar-Ra’d ayat 11: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” Menurutnya, pesan itu harus diterjemahkan dalam etos kerja, inovasi, dan daya juang.

“Dari spirit inilah Muhammadiyah ingin membangun umat yang terpanggil untuk mengubah nasib kehidupan dengan usaha dan kerja nyata,” jelasnya.

Bukan Konsep Abstrak

Haedar mengingatkan, Islam berkemajuan yang dihidupi Muhammadiyah bukan konsep abstrak, melainkan praksis sosial. Selama 113 tahun, Muhammadiyah telah mendirikan ribuan sekolah, rumah sakit, dan lembaga sosial yang dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Ia menyebut, orientasi praksis itu pula yang membuat Muhammadiyah mendapat pengakuan dunia. Kini Muhammadiyah tercatat sebagai satu-satunya organisasi keagamaan di Indonesia yang masuk empat besar organisasi dengan aset terbesar di dunia.

Haedar bahkan mengutip pandangan antropolog Amerika Serikat, Robert Hefner, yang menilai Muhammadiyah mampu menghadirkan paham keagamaan dengan orientasi sosial praksis. “Agama tidak hanya berhenti pada ajaran, tetapi menjadi realitas yang mengubah keadaan,” katanya.

Menurut Haedar, semua amal usaha Muhammadiyah berangkat dari spirit Surat Al-Ma‘un. “Al-Ma‘un menjadi teologi praksis. Sebuah teologi di mana agama melahirkan gerakan sosial yang nyata membangun pranata kehidupan umat dan bangsa,” pungkasnya.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *