24.8 C
Malang
Kamis, September 19, 2024
KilasMuhammadiyah Jatim Tak Masalah Tayangan Azan Magrib Diganti Running Text

Muhammadiyah Jatim Tak Masalah Tayangan Azan Magrib Diganti Running Text

Wakil Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Sholihin Fanani. Foto:IST

MAKLUMAT – Wakil Ketua Umum Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Muhammad Sholihin Fanani tidak mempermasalahkan penggantian tayangan azan Magrib dengan teks berjalan (running text) pada Kamis (5/9/2024).

Penggantian tayangan azan Magrib di TV Nasional atas imbauan Kementerian Agama dan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Imbauan tersebut sebagai salah satu langkah menghormati umat katolik yang tengah malakukan ibadah misa yang dipimpin langsung Pemimpin Takhta Suci Vatikan, Paus Fransiskus pada Kamis (5/9/2024) mulai pukul 17.00 hingga 19.00 WIB.

Menurut Abah Shol, panggilan akrabnya, seruan azan bukan hanya bisa didengarkan dari televisi. Sebab, substansi aazan adalah untuk memanggil atau memberitahu, menandakan bahwa sudah masuk waktu salat.

“Azan itu kan panggilan salat pada umat Islam. Sedangkan kumandang azan di televisi itu bukan satu-satunya cara untuk memanggil atau memberitahu umat Islam untuk segera melaksanakan salat,” sebutnya dikutip dari PWMU.co, Rabu (4/9/2024) malam.

Abah Shol mengatakan, meski tidak disiarkan atau ditayangkan di televisi, tapi azan tetap akan berkumandang seperti biasanya di masjid-masjid, musalla-musalla, bahkan menjadi notifikasi dan alarm di handphone.

“Misalnya azan di masjid, di musalla bahkan di handphone kita juga bisa pasang alarm waktu salat dengan panggilan azan,” jelas mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang, Surabaya itu.

Menurut Abah Shol, digantinya tayangan azan menjadi running text di televisi tidak menjadi persoalan serius yang layak untuk diperdebatkan. Karena memang juga tidak melanggar apapun, televisi hanya sebagai medium menyiarkan atau mengumandangkan azan.

Lebih lanjut, Abah Shol menekankan pentingnya saling menghormati antara sesama umat beragama dan berdakwah dengan cara-cara yang lebih bijaksana. Hal itu, kata dia, termasuk bentuk sikap dewasa dalam kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara.

“Masih banyak PR umat Islam dalam memajukan umat Islam di negeri ini. Misalnya mengatasi kemiskinan, pendidikan sosial, menurunnya moral anak-anak muda dan lain-lain. Jangan sampai-sampai umat Islam ini disibukkan dengan hal-hal yang membuat energi kita habis karena perbedaan pandangan tidak ada habisnya,” pungkas Abah Shol.

Sebelumnya, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, Asrorun Ni’am Sholeh juga menyebut imbauan penggantian siaran azan Magrib dengan running text secara syariat tidak ada masalah. Hal tersebut dalah langkah atau solusi yang baik.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer