22.3 C
Malang
Rabu, Januari 1, 2025
TopikMuhammadiyah Ubah Pemulung Jadi Pengolah Sampah Terintegrasi

Muhammadiyah Ubah Pemulung Jadi Pengolah Sampah Terintegrasi

Pemberdayaan Masyarakat
Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meluncurkan Rumah Produksi Pengolahan Sampah Mardiko di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, Minggu (29/12/2024). Foto:IST

MAKLUMAT – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi meluncurkan Rumah Produksi Pengolahan Sampah Mardiko di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan, Bantul, Minggu (29/12/2024). Inisiatif ini menjadi langkah nyata dalam mengelola sampah secara integratif.

Tidak hanya sekadar memilah dan mengolah sampah. Rumah Produksi ini juga menghadirkan peternakan maggot, pengolahan lanjutan sampah menjadi bahan tepat guna, hingga rencana peternakan ayam dengan pakan maggot.

Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin, langsung meresmikan peluncuran ini. Ia menegaskan bahwa program ini merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak, termasuk Lazismu PP Muhammadiyah. “Ini adalah bagian dari kolaborasi berbagai pihak untuk dakwah akar rumput,” kata Yamin.

Rumah Produksi ini merupakan transformasi dari Kelompok Pemulung Mardiko yang telah didampingi MPM sejak 2016. Perubahan ini dilakukan sebagai respons terhadap penutupan TPA Piyungan yang berdampak pada aspek ekonomi dan sosial kelompok pemulung. Sebelumnya, anggota Mardiko berjumlah 450-500 orang, namun berkurang akibat pandemi COVID-19 dan kebijakan penutupan TPA.

Transformasi tidak hanya terjadi pada aktivitas pengelolaan sampah, tetapi juga pada nama. Akronim Mardiko kini berarti Makaryo Adi Katon, menggantikan makna sebelumnya Makaryo Adi Ngayogyakarta. “Ini adalah proses transformasi baru untuk pendampingan pemulung sampah,” ujar Yamin.

MPM PP Muhammadiyah juga mendorong perubahan budaya kerja kelompok ini menjadi lebih bernuansa social entrepreneur. Para pemulung kini berkembang menjadi pengolah sampah yang adaptif terhadap perubahan, termasuk kebijakan pemerintah.

Yamin menyampaikan bahwa Rumah Produksi ini dirancang ramah lingkungan, dengan upaya meminimalkan efek samping dari proses pembakaran sampah. Limbah non-organik direncanakan diolah menjadi konblok, sementara sampah organik akan digunakan sebagai pakan maggot, yang selanjutnya dimanfaatkan sebagai pakan ayam petelur.

“Kita usahakan ini menjadi percontohan untuk pengolahan sampah, baik di skala rumah tangga maupun yang lebih besar,” jelas Yamin.

Rumah Produksi Pengolahan Sampah Mardiko juga dilengkapi layanan penjemputan sampah yang sudah berjalan di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Langkah ini menunjukkan komitmen Muhammadiyah dalam mengentaskan masalah sampah, tidak hanya di Yogyakarta, tetapi juga di Indonesia.

“Mudah-mudahan ini menjadi bagian dari etos kerja yang unggul dan bermanfaat,” tutup Yamin.

spot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

Lihat Juga Tag :

Populer