MAKLUMAT — Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberikan apresiasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang resmi diluncurkan pada Senin, 6 Januari 2025. Presiden Prabowo Subianto memulai program ini di 26 provinsi dengan 190 dapur yang telah beroperasi.
“Kita bersyukur, belum 100 hari atau tepat hari ke-79 Presiden Prabowo Subianto telah memulai tonggak bersejarah untuk bangsa Indonesia,” ujar Sekjen MUI Buya Amirsyah Tambunan dikutip dari MUIDigital, Kamis (9/1/2025). “Untuk pertama kalinya, Indonesia melaksanakan program Makan Bergizi Gratis (MBG).”
Menurut Buya Amirsyah, peluncuran MBG membuktikan bahwa program unggulan Presiden Prabowo bukan sekadar slogan. “Kerja nyata seperti ini perlu diapresiasi agar sukses, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya,” katanya.
Ia menambahkan, “Sebaliknya, kita tidak boleh gagal karena ini adalah hajat hidup orang banyak. Semua pihak harus mendukung agar program ini berkelanjutan.”
Buya Amirsyah menekankan pentingnya ketepatan sasaran MBG yang ditujukan untuk balita, anak sekolah, santri, serta ibu hamil dan menyusui. Program ini diperkirakan menjangkau sekitar 600 ribu penerima manfaat di daerah perkotaan dan pedesaan yang sebelumnya telah menjalani uji coba.
Ia juga menyebut keterlibatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dalam rantai pasok MBG. “Saat ini, 140 UMKM telah terlibat, dan jumlah itu akan terus bertambah sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” jelasnya.
Ribuan UMKM lainnya, termasuk koperasi dan BUMDes, sedang dievaluasi untuk bergabung. “Monitoring dan evaluasi perlu dilakukan secara terus-menerus untuk menjamin kualitas program MBG,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan agar pemerintah memastikan tidak ada pungutan biaya dalam proses pendaftaran mitra kerja.
MBG Gerakkan UMKM
Buya Amirsyah berharap MBG dapat menggerakkan sektor UMKM dan mendorong perekonomian rakyat. “Program ini harus memastikan ekonomi masyarakat bergerak ke arah yang lebih baik karena melibatkan petani, peternak, dan UMKM lokal,” tegasnya.
Ia menambahkan, “Prinsip kolaborasi multisektor ini diharapkan dapat memperkuat koperasi, BUMDes, dan kopontren, semuanya bertujuan mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.”
“Langkah konkret ini harus memastikan kualitas pendidikan sejalan dengan asupan gizi yang halal dan tayib,” tutupnya.