MAKLUMAT — Dinamika suksesi menuju Muktamar ke-35 Nahdlatul Ulama (NU) pada awal 2026 mulai memanas. Di antara nama-nama yang beredar seperti Nusron Wahid dan KH Zulfa Mustofa, nama KH Nasaruddin Umar mencuat sebagai figur paling siap memimpin PBNU. Menteri Agama RI sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal itu dinilai memiliki kombinasi pengalaman, intelektualitas, dan visi global yang jarang dimiliki kandidat lain.
Pandangan itu ditegaskan KH Imam Jazuli, pengasuh Pesantren Bina Insan Mulia Cirebon dan mantan Pengurus PBNU 2010–2015. Menurutnya, NU membutuhkan pemimpin yang kuat menjaga tradisi sambil menavigasi tantangan dunia modern, dan figur Nasaruddin memenuhi dua-duanya.
“Pergantian kepemimpinan NU berada di depan mata, dan Nasaruddin hadir dengan rekam jejak yang sudah terbukti,” ujar Imam.
Ia mengingatkan Nasaruddin memperoleh apresiasi publik yang tinggi pada 100 hari pertamanya sebagai Menteri Agama, bahkan memegang citra positif tertinggi di kabinet.Selain kiprahnya di kementerian, Nasaruddin memimpin Masjid Istiqlal sejak 2016 dan mengubahnya menjadi pusat dialog lintas iman serta laboratorium etika pelayanan publik.
Imam lalu merinci sembilan alasan yang membuat Nasaruddin dipandang paling siap menahkodai PBNU. Pertama, pengalaman kepemimpinan kuat. Mengelola Kementerian Agama membuatnya memahami dinamika keagamaan nasional secara utuh. Kedua, Jaringan internasional luas. Ia aktif dalam diplomasi perdamaian global, termasuk isu Gaza.
Ketiga, ketokohan intelektual yang mumpuni. Sebagai Guru Besar dan mantan Rektor UIN, sosok Nasruddin dinilai mampu membaca zaman. Keempat, Komitmen pada moderasi beragama. Sejalan dengan prinsip tawassut NU. Kelima, figur pemersatu karena ia terampil meredam ketegangan sosial dan politik, sekaligus memperluas representasi NU secara geografis.
Keenam, dekat dengan pesantren dan ulama karena silaturahminya intens dengan para kiai dan habaib. Ketujuh, visi peradaban kuat. Nasruddin mendorong pesantren dan UIN sebagai kawah lahirnya ilmuwan berintegritas. Kedelapan, komunikasi publik efektif. Orator tenang dan berwibawa, diterima nasional maupun internasional. Kesembilan, memiliki integritas teruji karena konsisten menekankan etika dalam setiap jabatan publik.
“Nasaruddin Umar menawarkan paket kepemimpinan lengkap untuk NU di era disrupsi. Beliau kombinasi tradisi pesantren, intelektualitas modern, dan visi global menempatkan Nasaruddin sebagai kandidat paling matang membawa PBNU ke babak baru,” puji Imam.