
MAKLUMAT – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan kondisi jasa keuangan Indonesia tetap stabil meski terjadi peningkatan risiko geopolitik global. Hasil rapat Dewan Komisioner bulanan, OJK menyoroti sejumlah faktor yang bisa memengaruhi stabilitas sektor keuangan.
Salah satu risiko adalah perang dagang sebagai akibat kemenangan Donald Trump dalam Pemilu Amerika Serikat (AS). Begitu juga dengan kondisi politik di beberapa negara utama di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Ukraina turut meningkatkan risiko global.
Pemulihan ekonomi sejumlah negara seperti AS, China, dan Eropa berpotensi memberi tekanan inflasi. Saat ini bank sentral dunia akan lebih berhati-hati dalam kebijakan moneter, sehingga ekspektasi kenaikan suku bunga acuan meningkat.
Kinerja Sektor Keuangan Indonesia
“Di tengah kondisi global yang dinamis, kinerja sektor keuangan Indonesia tetap solid. Pertumbuhan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2024 mencapai 4,95 persen (yoy), didukung kinerja intermediasi perbankan yang positif,” kata Plt. Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi, M. Ismail Riyadi, dalam siaran pers, Jumat (13/12/2024).
Ia menambahkan kondisi pertumbuhan kredit perbankan pada Oktober 2024 mencapai 10,92 persen (yoy), akibat peningkatan investasi dan konsumsi kredit. Sementara Dana pihak ketiga (DPK) meningkat 6,74 persen (yoy), menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan.
Sejauh ini Rasio NPL gross dan net berada pada level yang rendah, menunjukkan kualitas aset perbankan yang baik. begitu juga dengan Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masih di atas ambang batas.
Tantangan dan Peluang
OJK tetap mewaspadai beberapa tantangan sektor keuangan, seperti potensi peningkatan risiko kredit akibat perlambatan ekonomi global dan persaingan yang semakin ketat di sektor keuangan digital.
Namun demikian, OJK optimis bahwa sektor keuangan Indonesia memiliki fundamental yang kuat. “Pertumbuhan ekonomi yang stabil, dukungan pemerintah, dan inovasi di sektor keuangan digital menjadi peluang bagi sektor keuangan untuk terus berkembang,” imbuhnya.
Fokus pada Kredit BNPL
OJK juga menyoroti pesatnya pertumbuhan produk kredit buy now pay late (BNPL) yang mencapai 47,92 persen (yoy) pada Oktober 2024. Meski pertumbuhannya tinggi, OJK akan terus memantau perkembangan produk ini untuk memastikan stabilitas sistem keuangan.
Secara keseluruhan, OJK menilai bahwa sektor jasa keuangan Indonesia tetap stabil dan tangguh di tengah wilayah global. Namun demikian, OJK akan terus memantau perkembangan situasi dan melakukan langkah-langkah pengawasan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan.