MAKLUMAT – Pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Holy Ichda Wahyuni memiliki pandangan terkait jual-beli saham masuk kurikulum tingkat dasar. Menurutnya, usulan ini perlu kajian berdasarkan riset yang lebih mendalam.
Ia menjelaskan cukup banyak instrumen pokok dan pendukung yang harus memiliki desain khusus. Setidaknya format kompleksitas materi ke dalam pendidikan sekolah dasar benar-benar tepat sasaran.
“Memasukkan unsur baru dalam kurikulum tentu banyak sekali aspek yang menjadi pertimbangan. Juga butuh kesiapan yang lebih matang terhadap berbagai instrumen,” kata Holy mengutip laman resmi UM Surabaya.
Optimalisasi Literasi Keuangan
Dosen di Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini lebih sepakat mengajarkan pengenalan dasar literasi keuangan. Misalnya cara bijak mengelola uang dengan nilai kejujuran dan tanggung jawab. Menurutnya, cara ini lebih ringan meskipun sifatnya lebih umum.
Lebih lanjut, materi saham terlalu kompleks dan kurang kontekstual bagi pendidikan tingkat sekolah dasar. Ia tidak menampik usulan ini memiliki tujuan yang baik dan visioner.
Holy berharap usulan memasukkan kurikulum ini benar-benar tepat sasaran. Apakah sesuai dengan pendidikan dasar atau justru lebih cocok tahapan untuk SMP.
“Jangan sampai masuknya materi ini mereduksi nilai esensial dari materi fundamental di tingkat SD. Misalnya, membaca, menulis, berhitung, pemecahan masalah. Dan yang tidak kalah penting penguatan moral dan akhlakul karimah,” tegasnya.
Pendidikan Antikorupsi
Sebetulnya ada beberapa materi yang sifatnya lebih mendesak dan belum menjadi pelajaran yang independen. Ia menilai materi ini belum optimal untuk pendidikan tingkat sekolah dasar.
“Di tengah maraknya kasus kekerasan seksual dan korupsi, kedua materi ini lebih mendesak dan bisa menjadi prioritas dalam kurikulum,” tegasnya.
Pembelajaran saham memiliki potensi menumbuhkan minat anak terhadap dunia investasi. Tapi perlu kehati-hatian agar tidak membebani anak sesuai dengan kemampuan kognitifnya.
Belum lama ini Menteri Keuangan Sri Mulyani mengusulkan agar pembelajaran jual-beli saham diajarkan sejak SD. Ia ,mendorong Bursa Efek Indonesia (BEI) dan pihak terkait mengupayakan agar pembelajaran soal saham masuk kurikulum pendidikan dasar.