MAKLUMAT – Harga gabah di tingkat petani masih berada di bawah target pemerintah, yakni Rp6.500 per kilogram. Kondisi ini terjadi di berbagai daerah yang saat ini memasuki masa panen raya padi.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan, pemerintah akan mengoptimalkan penyerapan gabah melalui Perum Bulog agar harga sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Ini panen raya. Kita sudah punya data dari seluruh kabupaten. Harga rata-rata di tingkat petani masih di bawah Rp6.500 per kilogram. Ini yang akan kami bahas dalam rapat koordinasi,” ujar Sudaryono dalam kunjungannya ke Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (29/1/2025).
Pada kesempatan sebelumnya, Kementerian Pertanian menargetkan Bulog dapat menyerap gabah setara dengan 3 juta ton beras guna mempercepat swasembada pangan. Pemerintah juga telah mengalokasikan anggaran Rp3 triliun untuk memastikan harga gabah tetap stabil dan menguntungkan bagi petani.
“Dengan anggaran ini, kita bukan hanya menjamin pendapatan petani, tetapi juga menjaga stabilitas sektor pertanian. Tahun ini, kita mengamankan Rp149 triliun untuk subsidi pupuk, benih, irigasi, dan alat mesin pertanian,” kata Sudaryono seusai Rapat Kerja Nasional bersama Bulog di Jakarta, Sabtu (25/1/2025).
Sudaryono menambahkan, Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan produksi pangan dengan memperluas lahan tanam. Pada 2024, sebanyak 1,7 juta hektare lahan telah dikelola untuk panen dua kali dalam setahun.
Tahun ini, pemerintah menargetkan tambahan 2,5 juta hektare lahan tanam baru, dengan 500 ribu hektare di antaranya dikelola oleh TNI.
“Kita harus bergerak cepat karena produksi meningkat. Koordinasi dan percepatan langkah menjadi kunci agar target swasembada pangan tercapai,” ujarnya.
Surplus Gabah
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia diproyeksikan mengalami surplus gabah sebesar 7 juta ton pada Mei 2025, setara dengan 4 juta ton beras. Dengan surplus ini, pemerintah berharap petani semakin termotivasi untuk meningkatkan produksi pangan.
Selain beras, pemerintah juga fokus pada peningkatan produksi jagung. Polri telah diberi tugas mendukung penanaman jagung untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sekaligus ekspor.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan juga telah meminta Kementerian Perdagangan menyiapkan pasar ekspor guna mengantisipasi surplus jagung.
“Presiden memberikan dukungan penuh terhadap kebijakan ini agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” kata Sudaryono.
Lebih lanjut, Sudaryono menekankan pentingnya pengawasan dalam distribusi dan penyerapan gabah untuk mencegah penyelewengan yang dapat merugikan petani dan konsumen.
“Kerja kita saat ini ibarat gas pol rem blong. Harus cepat, tetapi tetap diawasi agar tidak ada penyimpangan yang merugikan petani,” tegasnya.