22.2 C
Malang
Minggu, Maret 16, 2025
KilasPasukan Irak dan Koalisi AS Tewaskan Pentolan ISIS

Pasukan Irak dan Koalisi AS Tewaskan Pentolan ISIS

Pentolan ISIS
Lokasi tempat pentolan ISIS, Abdullah Al Rifai, yang dikenal dengan nama Abu Khadija, tewas akibat serangan udara. Foto:SS The National

MAKLUMAT – Pasukan keamanan Irak dan koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) berhasil menewaskan pentolan ISIS di Irak dan Suriah. Abdullah Al Rifai, yang dikenal dengan nama Abu Khadija, disebut sebagai salah satu teroris paling berbahaya di dunia.

“Dia merupakan ancaman besar bagi Irak dan dunia,” tulis Perdana Menteri Irak Mohammed Shia Al Sudani dalam unggahan di platform media sosial X, Jumat (15/3/2025).

Komando Pusat Militer AS (Centcom) menyatakan bahwa Al Rifai tewas dalam serangan udara di Provinsi Anbar, Irak bagian barat, pada Kamis (14/3). Dalam operasi tersebut, satu anggota ISIS lainnya juga tewas. Menurut Centcom, Al Rifai adalah pemimpin kedua dalam hierarki global ISIS, kepala operasi global, sekaligus emir Komite Delegasi kelompok tersebut.

“Sebagai pemimpin badan pengambil keputusan tertinggi ISIS, Abu Khadija bertanggung jawab atas operasi, logistik, dan perencanaan kelompok ini di tingkat global. Ia juga mengelola sebagian besar pendanaan organisasi,” demikian pernyataan Centcom melansir laman The National.

Pasca-serangan, pasukan Centcom dan Irak langsung menuju lokasi dan menemukan dua jenazah anggota ISIS. “Kedua teroris tersebut mengenakan rompi bunuh diri yang tidak sempat meledak serta membawa beberapa senjata,” lanjut pernyataan tersebut. Identitas Al Rifai dikonfirmasi melalui sampel DNA yang diperoleh dalam penggerebekan sebelumnya, di mana ia sempat lolos.

Peran Koalisi dan Tantangan Politik

ISIS mendeklarasikan kekhalifahan pada 2014 setelah merebut sebagian besar wilayah di Irak dan Suriah. Kelompok itu menerapkan pemerintahan dengan interpretasi ekstrem terhadap syariah dan melakukan berbagai kekejaman.

Namun, pada akhir 2017, pasukan Irak yang didukung koalisi pimpinan AS dan milisi lokal berhasil mengalahkan ISIS. Kendati demikian, sel-sel tidur ISIS masih kerap melancarkan serangan terhadap tentara dan polisi di wilayah pedesaan. Di Suriah, kelompok itu kehilangan wilayah terakhirnya pada 2019, tetapi masih aktif di beberapa area gurun yang luas.

Operasi terbaru terhadap Al Rifai dilakukan di tengah meningkatnya tekanan politik dalam negeri. Pemerintahan Al Sudani menghadapi desakan dari kelompok politik dan bersenjata Irak yang berafiliasi dengan Iran agar menarik pasukan AS dari negara itu.

Saat ini, sekitar 2.500 tentara AS masih berada di Irak. Pemerintah Irak sendiri menilai bahwa pasukan keamanannya sudah cukup mampu menangani ancaman ISIS.

Pada September 2023, AS dan Irak mengumumkan bahwa koalisi internasional akan mengakhiri misi militernya di Irak dalam satu tahun ke depan. Sementara itu, di wilayah otonom Kurdistan, kehadiran pasukan koalisi diperkirakan akan berakhir pada 2026.

Kerja Sama Irak-Suriah

Menteri Luar Negeri Suriah Asaad Al Shaibani pada Jumat (15/3) menyatakan bahwa Damaskus siap bekerja sama dengan Irak dalam memberantas ISIS.

“Keamanan Suriah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari keamanan Irak,” ujar Shaibani dalam konferensi pers usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Irak Fuad Hussein dalam kunjungannya ke Baghdad.

Menurut Hussein, pertemuan itu membahas secara mendetail pergerakan ISIS di perbatasan Suriah-Irak maupun di dalam kedua negara. “Kami membahas ancaman yang masih ada dan bagaimana kedua negara bisa bekerja sama untuk mengatasinya,” kata Hussein.

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

BACA JUGA ARTIKEL TERKAIT

ARTIKEL LAINNYA

Populer