
MAKLUMAT — Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali mendesak pembukaan akses kemanusiaan tanpa hambatan ke seluruh wilayah Jalur Gaza, di tengah serangan militer Israel yang terus berlangsung meski tekanan internasional untuk gencatan senjata semakin menguat.
“Sangat penting bagi kami untuk terus mendorong pemulihan gencatan senjata, untuk pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera, dan kami menyerukan, tentu saja, sekali lagi, untuk akses kemanusiaan tanpa hambatan di seluruh Jalur Gaza,” kata juru bicara PBB Stephanie Tremblay kepada wartawan, dilansir Anadolu Ajansi, Kamis (17/4/2025).
Tremblay menegaskan bahwa para pekerja kemanusiaan menghadapi tantangan besar karena nyaris tidak ada bantuan yang berhasil masuk ke Gaza dalam dua bulan terakhir. “Saat ini, kita sudah memasuki minggu ketujuh,” katanya.
Mengutip laporan Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Tremblay menyebut otoritas Israel secara konsisten menolak sebagian besar rencana misi bantuan yang sudah dikoordinasikan secara resmi.
“Hari ini, hanya dua dari enam gerakan kemanusiaan yang telah dikoordinasikan dengan otoritas Israel yang difasilitasi. Empat sisanya ditolak,” tambahnya.
Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Organisasi-organisasi kemanusiaan Palestina dan internasional menuduh Israel secara tidak proporsional menargetkan warga sipil, termasuk pengungsi yang berlindung di tenda, rumah, rumah sakit, dan fasilitas sipil lainnya.
Sejak serangan Israel dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 51.000 warga Palestina—mayoritas perempuan dan anak-anak—dilaporkan tewas di Gaza.
Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Selain itu, Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida yang diajukan ke Mahkamah Internasional (ICJ) terkait operasi militer brutalnya di Jalur Gaza.