MAKLUMAT — Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2024 memasuki babak seru. Drama politik langsung terjadi dengan gagalnya koalisi yang semula direncanakan antara PKB dan PDIP, Rabu (28/8/2024).
Alih-alih bersekutu, PKB memutuskan mengusung Luluk Nur Hamidah, sosok berpengalaman dari DPR RI, sementara PDIP mendukung Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya dan kini Menteri Sosial.
Di sisi lain, pasangan petahana Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak juga tak mau ketinggalan dalam pertarungan ini. Mereka resmi mendaftar ke KPU Jawa Timur, dengan dukungan dari 15 partai pengusung serta relawan yang setia mendampingi.
Sebelum mendaftar, Khofifah dan Emil sempat mengadakan doa bersama dengan para kiai, bu nyai, dan relawan. “Mohon doanya agar dimudahkan,” kata Khofifah saat di kantor KPU Jatim, Rabu 928/8/2024) pukul 10.00 WIB.
Khofifah-Emil menuju KPU dengan naik Vespa, diiringi atraksi budaya seperti reog Ponorogo, daul-daul Madura, dan Barongsai. Khofifah, yang sebelumnya telah menang di Pilgub Jatim, optimis bisa mempertahankan posisinya. Emil, didampingi istrinya Arumi Bachsin, menyebutkan berbagai program baru yang akan mereka tawarkan untuk kesejahteraan masyarakat Jatim.
Sementara itu, PDIP masih merampungkan strategi mereka. Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, menyatakan bahwa Tri Rismaharini dipastikan maju sebagai calon gubernur. Sebagai calon wakil gubernur Jatim, nama mantan Wali Kota Malang Sutiaji digadang-gadang mendampingi Risma.
“Kami masih punya waktu hingga 29 Agustus untuk menentukan calon wakil gubernur,” ujar Said kepada wartawan di Jakarta.
PKB, di sisi lain, sudah langsung tancap gas dengan mengusung Luluk Nur Hamidah sebagai calon gubernur dan Lukmanul Khakim sebagai calon wakilnya. Luluk, yang dikenal aktif di organisasi dan memiliki pengalaman legislasi, dianggap sebagai figur segar yang bisa memberi warna baru dalam Pilgub Jatim kali ini.
“Luluk adalah figur yang fresh dan siap bersaing ketat,” kata Jazilul Fawaid, Wakil Ketua Umum PKB dihubungi Rabu (28/8/2024).
Pengamat politik Abdus Salam dari Kedai Jambu Indonesia menilai bahwa meski pertarungan sengit, peluang untuk menumbangkan Khofifah tidaklah mudah.
“Dukungan NU yang terpecah dan konflik di internal PBNU mempengaruhi elektabilitas Luluk. Sementara, popularitas Risma di Jatim belum kuat,” kata Abdu Salam kepada Maklumat. Namun, ia menekankan bahwa mesin politik dan strategi kampanye akan sangat menentukan hasil akhir kontestasi. ” Duel Khofifah melawan Risma pasti ketat,” tukasnya.
Pilgub Jatim 2024 ini diprediksi akan jadi ajang pertarungan sengit antara tiga kandidat perempuan kuat. Dengan latar belakang dan strategi berbeda, masing-masing calon siap menggebrak dengan menawarkan program dan visi terbaiknya untuk Jawa Timur.
Pilihan kini ada di tangan masyarakat. Siapa di antara tiga bidadari yang layak membawa Jatim ke arah yang lebih baik?