Pemindahan Peti Kemas Makassar ke MNP Tuntas 2027

Pemindahan Peti Kemas Makassar ke MNP Tuntas 2027

MAKLUMAT – Pemindahan operasional Terminal Petikemas Makassar (TPM) di Pelabuhan Soekarno Hatta ke lokasi Makassar New Port (MNP) ditargetkan tuntas tahun 2027. Pemindahan ke MNP tak lepas dari peningkatan arus peti kemas yang setiap tahun terus tumbuh.

Sementara kapasitas TPM hanya mampu melayani 700.000 TEU’s per tahun, sementara kapasitas di MNP yang dibangun tahun 2014 mencapai 2,5 juta TEU’s per tahun.

Corporate Secretary subholding PT Pelindo Terminal Petikemas, Widyaswendra mengatakan saat ini aktivitas terminal peti kemas di Makassar adai di dua lokasi, yakni Terminal 1 (TPM) dan Terminal 2 (MNP). Sementara pengelolaan kedua terminal di bawah TPK New Makassar yang merupakan cabang dari PT Pelindo Terminal Petikemas.

Sejauh ini TPM menangani 55 persen peti kemas, sedangkan 45 persennya ada di MNP. Pada tahun 2024 lalu, jumlah peti kemas di TPK New Makassar mencapai 743.321 TEU’s atau tumbuh 3,5 persen dari tahun 2023 dengan realisasi 717.883 TEU’s.

Optimalisasi Kapasitas dan Layanan

“Secara bertahap pemindahan kami lakukan, beberapa sarana dan prasarana pendukung juga tengah kami siapkan untuk menunjang kegiatan di MNP. Rencananya kami akan mendatangkan empat unit rubber tyred gantry dan juga penyiapan area pemeriksaan kepabeanan (loongroom),” kata Widyaswendra, Rabu (7/5/2025).

Saat ini MNP telah terhubung dengan akses jalan tol yang menghubungkan Makassar dengan beberapa kota penyangga di Provinsi Sulawesi Selatan. Sejumlah komoditas unggulan yang masuk ke Makassar meliputi rumput laut, nikel, ikan beku, jagung, kelapa dan komoditas lainnya. Makassar New Port juga menjadi pelabuhan utama (main hub port) peti kemas domestik untuk kawasan timur Indonesia.

Baca Lainnya  Permintaan Peti Kemas Kosong Dorong Kinerja Teluk Lamong

“Makassar New Port saat ini memiliki kedalaman kolam dermaga minus 16 meter di bawah permukaan air laut. Di sini kami memiliki enam unit quay container crane (derek peti kemas di dermaga). Dua di antaranya tipe post panamax, sehingga kapal-kapal besar kapasitas lebih dari 3.000 TEU’s bisa masuk,” ia menambahkan.

MNP Layak Jadi Mainhub Indonesia Timur

Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Asosiasi Pelayaran Nasional (INSA) Makassar, Zulkifli Zahril mendukung pemindahan aktivitas bongkar muat peti kemas ke MNP.

Menurutnya pertumbuhan peti kemas dan ukuran kapal yang makin besar, membutuhkan terminal yang memiliki fasilitas lengkap. Kedalaman kolam MNP berpeluang mendatangkan pelayaran internasional untuk rute ke Makassar.

“Peningkatan peti kemas saat ini luar biasa, terutama saat musim panen jagung, beras, dan hasil alam di Sulawesi Selatan. Nah, komoditas ekspor unggulan kami meliputi rumput laut dan nikel,” ungkapnya.

Potensi Layani Pelayaran Internasional

Branch Manager SITC Indonesia Makassar Dwi Indriyani, mengatakan MNP memiliki fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sejalan dengan jumlah aktivitas bongkar muat SITC, selaku shipping line, yang terus tumbuh.

SITC memiliki jadwal kedatangan kapal seminggu sekali dengan jumlah bongkar muat peti kemas rata-rata 350 box. Bahkan, ketika permintaan ekspor rumput laut meningkat bisa mencapai 500 box per minggu.

“MNP memiliki infrastruktur yang cukup lengkap, dan kami tidak sabar memindahkan kegiatan dari TPM ke MNP,” ungkapnya.

Baca Lainnya  Arus Peti Kemas Ambon Naik 5%, Pelindo Beber Strategi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *