MAKLUMAT – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) menyatakan bahwa akan menghadapi musim hujan dengan berbagai upaya komprehensif. Kepala Bidang Drainase DSDABM, Windo Gusman Prasetyo, menegaskan bahwa fokus utama pemerintah adalah mencegah banjir sejak dini.
“Secara pengelolaan drainase, kami telah memaksimalkan upaya pemeliharaan. Kegiatan utama kami adalah normalisasi sedimen skala besar, termasuk penanganan eceng gondok dan endapan lumpur. Ini merupakan upaya kolaboratif lintas sektor yang kuat. Melibatkan Dinas Lingkungan Hidup, Balai Besar Wilayah Sungai, dan Dinas Pekerjaan Umum Provinsi. Karena banyak saluran utama yang saling terhubung,” jelas Windo, dikutip dari laman resmi Pemkot Surabaya, Selasa (21/10/2025).
Selama musim kemarau lalu, Pemkot Surabaya menuntaskan program normalisasi dan pemeliharaan saluran utama di seluruh kota. Pengerjaan fisik difokuskan pada titik-titik yang rawan genangan dan dilakukan sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA).
“Fokus utama kami adalah mengembalikan kapasitas daya tampung air di saluran. Setelah proses normalisasi yang efektif membersihkan sedimen lumpur dan sampah, yang terjadi adalah pengembalian kapasitas saluran ke kondisi optimalnya, yang secara signifikan akan meningkatkan kemampuan saluran dalam menerima debit air hujan,” tegasnya.
Identifikasi Titik-Titik yang Paling Berisiko
DSDABM menargetkan saluran primer dan sekunder dengan dampak strategis tinggi, termasuk Avour Wonorejo, Kebon Agung, Pegirian, Kali Tebu, dan kawasan Semolowaru. Meski tantangan kebutuhan alat berat cukup besar, prioritas tetap diberikan pada titik-titik yang paling berisiko menimbulkan genangan.
Selain normalisasi saluran, kesiapan infrastruktur penunjang juga menjadi perhatian DSDABM. Bidang Sarana dan Prasarana melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja rumah pompa dan bozem. Termasuk pengecekan genset agar operasional pompa tidak terganggu saat listrik padam.
“Kami pastikan seluruh fungsi pompa banjir berjalan optimal. Pengecekan kondisi genset juga rutin dilakukan untuk memastikan operasional pompa tidak terganggu saat terjadi pemadaman listrik. Kegiatan perbaikan dan pemeliharaan ini adalah agenda rutin yang kami lakukan sebagai bagian integral dari kesiapan menghadapi curah hujan tinggi,” imbuh Windo.
Windo menjelaskan, titik-titik rawan genangan tersebar merata di berbagai wilayah. Mulai dari utara seperti Simorejosari, Simohilir, Petemon, Krembangan, dan Kalianak; timur di Medokan Ayu dan Semolowaru; hingga barat di Tengger. Meskipun beberapa proyek normalisasi dan pembangunan box culvert telah selesai, peningkatan kapasitas rumah pompa masih menjadi kebutuhan mendesak.
“Meskipun pembangunan box culvert di Petemon dan Tengger serta normalisasi di Kalianak telah rampung, peningkatan kapasitas rumah pompa yang melayani kawasan tersebut masih menjadi kebutuhan mendesak. Khususnya, rumah pompa di Bukit Barisan yang melayani area Petemon Sidomulyo hingga Petemon Kali. Hal ini menjadi catatan penting, sejalan dengan rencana pembangunan rumah pompa baru di Pacuan Kuda dan Simo Kwagean yang belum terealisasi,” terangnya.
DSDABM menyiagakan Satuan Tugas Unit Reaksi Cepat (URC) di setiap wilayah untuk memastikan respons cepat terhadap insiden genangan. Windo menegaskan bahwa partisipasi masyarakat juga menjadi bagian dari strategi penanggulangan banjir.
“Namun, kami juga mengimbau masyarakat untuk turut menjaga kebersihan saluran dengan tidak membuang sampah, aktif melakukan kerja bakti, dan yang terpenting, saling menginformasikan titik genangan agar tim kami dapat bertindak cepat,” tandasnya.