Pemuda Muhammadiyah Gresik Gelar Sekolah Politik: Kader Tak Hanya Jadi Penonton

Pemuda Muhammadiyah Gresik Gelar Sekolah Politik: Kader Tak Hanya Jadi Penonton

MAKLUMAT — Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gresik menggelar Sekolah Politik, sebagai upaya untuk membekali para kadernya dengan wawasan kebangsaan dan keterampilan politik praktis. Kegiatan digelar di Warung Aznia Balongpanggang, Rabu (23/7/2025).

Dinamika politik nusantara kini semakin dinamis., penentu arah politik sudah mulai banyak di isi oleh kelompok muda. Kota industri yang masih belum bisa memenuhi jumlah angkatan kerja menjadi konsetrasi khusus bagi penentu kebijakan politik di Kab. Gresik.

Hal itu dalam rangka merespon dinamika politik nasional mapun lokal yang dinamis, dan kini sudah mulai banyak diisi sosok-sosok dari kelompok muda. Selain itu, Kabupaten Gresik sebagai salah satu kawasan industri penting di Jawa Timur, tengah dihadapkan pada tantangan serius terkait ketidakseimbangan antara lapangan kerja dan jumlah angkatan kerja.

Ketua PDPM Gresik, Safiq Abdillah, dalam sambutannya ketika membuka kegiatan menegaskan pentingnya peran kader muda dalam peta politik lokal.

“Sekolah politik diselenggarakan untuk membuka cakrawala kader supaya kader Muhammadiyah tidak hanya sebagai penonton dalam dinamika politik, melainkan dapat memberikan kontribusinya secara nyata dalam penentu kebijakan,” ujar Safiq.

Kegiatan ini turut dihadiri Ketua DPD Golkar Kabupaten Gresik yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Gresik, Ahmad Nur Hamim. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya regenerasi politik yang melibatkan kaum muda.

“Sudah waktunya politik Gresik diisi oleh pemuda yang potensial dan profesional,” terangnya di hadapan puluhan peserta, yang merupakan kader-kader Pemuda Muhammadiyah.

Baca Juga  Tri Rismaharini Bertemu Kaum Muda di Kediri, Janji Siapkan Pelatihan Kewirausahaan

Lebih lanjut, Nur Hamim menyoroti pentingnya pengalaman berorganisasi sebagai indikator kepemimpinan politik.

“Pemuda yang potensial ini dapat dilihat dari keikutsertaannya dalam mengurus organisasi, seperti kader Muhammadiyah yang hadir dalam sekolah politik ini,” sebutnya.

Tak hanya itu, ia juga menggambarkan politik dari sudut pandang aktivis, yang menurutnya ibaratkan dua sisi mata uang.

“Dalam kacamata aktivis, politik itu bagaikan dua sisi mata uang. Satu sisi aktivis memikirkan masyarakat, di sisi lain aktivis sebagai pelaksana kebijakan. Akan tetapi, kebijakan yang ada tidak semuanya berpihak pada kepentingan aktivis. Maka dari situlah kader Pemuda Muhammadiyah harus ambil peran dalam kontestasi politik,” jelas Nur Hamim.

Menutup kegiatan tersebut, Safiq kembali menegaskan pentingnya kesiapan kader muda untuk menjadi aktor perubahan.

“Kader muda Muhammadiyah sudah waktunya piawai dalam mengharmonisasikan potensi yang dimiliki, dan berjalan bersama untuk berperan dalam kebijakan publik,” tegasnya.

Dengan semangat ini, Pemuda Muhammadiyah Gresik menunjukkan keseriusannya untuk tidak hanya menjadi penonton, melainkan menjadi bagian dari arus utama penentu arah masa depan daerah.

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *