MAKLUMAT — Meningkatnya kembali kasus Covid-19 varian baru di pertengahan tahun 2025 merupakan sebuah pengingat penting bahwa masalah yang tengah terjadi bukan hanya terkait aspek fisik dan klinis semata, tetapi juga aspek psikis dan emosional masyarakat, khususnya kalangan anak dan remaja. Pengalaman pandemi yang lalu memang menyisakan luka dan trauma yang cukup luas, sehingga saat ini proses penyembuhan dan pendampingan harus lebih manusiawi, holistik, dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

Anak dan remaja adalah kelompok yang paling rentan terhadap tekanan dan masalah psikososial, sehingga pelayanan kesehatan mental bukan sebuah pilihan, tetapi kewajiban moral dan kemanusiaan yang harus diberikan oleh bangsa dan negara. Dalam konteks inilah visi Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) untuk menjadikan kesehatan mental sebagai fondasi penting pembentukan sumber daya manusia yang unggul, sehat, dan mampu menghadapi tantangan zaman, harus diberi dukungan dan diberdayakan sepenuhnya.
Penguatan Kapasitas Layanan Kesehatan Mental Anak dan Remaja
Pemerintah Indonesia terus melangkah untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan mental, khususnya bagi kalangan remaja dan anak-anak, yang tengah bergelut melawan tekanan psikologis dan masalah emosional akibat pandemi dan proses belajar yang tengah terjadi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2023), rasio psikiater anak dan remaja di Indonesia masih 0,04 per 100.000 penduduk—sebuah kondisi yang membutuhkan perbaikan yang signifikan. Dalam upaya tersebut, pemerintah tengah melakukan serangkaian langkah penting, mulai dari penguatan sumber daya manusia, penguatan jaringan pelayanan psikososial berbasis masyarakat, hingga kerja sama lintas kementerian/lembaga terkait.
Selain itu, upaya untuk memangkas kesenjangan geografis juga tengah diberlakukan, di antaranya melalui digitalisasi pelayanan, pelatihan tenaga kesehatan primer, dan edukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental. Langkah pencegahan dan deteksi dini juga terus diberdayakan sehingga masalah yang terjadi dapat direspon lebih cepat dan lebih manusiawi, demi proses pemulihan yang lebih luas, dan memberikan peluang yang lebih besar bagi kesembuhan dan perbaikan kualitas hidup, baik dari aspek emosional, sosial, dan akademik.
Penguatan Kolaboratif Menuju Sistem Layanan Kesehatan Mental Anak yang Komprehensif dan Integratif
Selain peran pemerintah, Kemenko PMK juga tengah mendorong sinergi dan kerja sama antarkementerian, lembaga, dan masyarakat untuk menghadirkan pelayanan yang lebih luas, manusiawi, dan terintegrasi. Langkah penting yang tengah dijalankan, antara lain: mengintegrasikan aspek kesehatan mental ke dalam proses belajar mengajar di satuan pendidikan (whole school approach). Mengoptimalkan kapasitas dan keterampilan tenaga pendidik dan tenaga kesehatan primer untuk mampu mendeteksi dan memberikan dukungan psikososial yang dibutuhkan siswa.
Mengembangkan Child Development Center di daerah-daerah, sebagai pusat pelayanan yang ramah dan manusiawi, yang melibatkan keluarga dan masyarakat luas. Mengoptimalkan teknologi digital, platform edukatif, dan konseling daring, sesuai laporan UNICEF (2022) yang menyebut lebih dari 65% remaja mencari informasi mengenai kesehatan mental di internet.
Peran Muhammadiyah dan Masyarakat Sipil
Organisasi masyarakat sipil juga turut penting dan strategis. Dalam kapasitas sebagai Ketua PW Muhammadiyah Jawa Timur, kami menyaksikan peran konkret Muhammadiyah, Aisyiyah, Nasyiatul Aisyiyah, dan Ortom lainnya, yang memberikan dukungan penting mengenai pelayanan psikososial. Kegiatan seperti konseling, pelatihan keluarga, dan parenting class adalah wujud kepedulian dan kerja sama pentahelix (pemerintah, masyarakat, akademisi, swasta, dan media) untuk menjaga proses pertumbuhan dan perkembangan yang sehat bagi generasi penerus bangsa.
Kesehatan mental bukan hanya masalah saat ini, tetapi juga instrumen penting untuk visi Indonesia Emas 2045. Dengan pelayanan yang manusiawi, kolaboratif, dan diberdayakan teknologi, Indonesia dapat melahirkan generasi unggul, mandiri, sehat fisik dan mental, mampu menghadapi tantangan zaman, dan memberikan kontribusi penting bagi kemajuan bangsa.
Mari bergandengan tangan, menjaga dan merawat mental dan hati anak bangsa, demi masa depan Indonesia yang lebih cerah, adil, dan sejahtera.
*Artikel ini sudah pernah diterbitkan di Majalah MATAN Muhammadiyah Jawa Timur Edisi Bulan Juli 2025, dengan judul yang sama