25.4 C
Malang
Sabtu, Juli 27, 2024
KilasPengukuhan Jatam Blitar, MPM PWM Jatim: Momentum Kebangkitan Jamaah Tani Muhammadiyah

Pengukuhan Jatam Blitar, MPM PWM Jatim: Momentum Kebangkitan Jamaah Tani Muhammadiyah

MAJELIS Pemberdayaan Masyarakat Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur (MPM PWM Jatim) mengukuhkan pengurus Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) Kabupaten Blitar. Prosesi pengukuhan dilakukan di aula Gedung Dakwah Muhammadiyah di Desa Jiwut, Nglegok, Kabupaten Blitar, Kamis (23/5/2024).

Ketua PDM Kab. Blitar Sigit Prasetyo secara langsung melantik dan membacakan Surat Keputusan (SK) Nomor: 035/KEP/III.0/D/2024 yang menetapkan Ir. Suratman sebagai Ketua, Agus Prawoto Hanafi sebagai sekretaris dan Joko Umar Ma’ruf sebagai bendahara Jatam Kab. Blitar 2022-2027. Kemudian, Ismail, S.Pd dan Luqman Hakim sebagai Wakil Ketua.

“Aktivitas Jatam tidak boleh hanya berhenti setelah penyerahan Surat Keputusan (SK) dan struktur kepengurusan terbentuk. Tapi harus dilanjutkan dengan berbagai kegiatan praktis yang langsung berdampak secara ekonomi kepada jamaah serta warga Muhammadiyah secara luas,” pesannya.

Sementara, Ketua MPM PWM Jatim Lutfi J Kurniawan mengatakan, pengukuhan Jatam menjadi momentum kebangkitan jamaah tani Muhammadiyah. Mengingat, kebangkitan dan kepeloporan telah menjadi karakter utama dalam Persyarikatan Muhammadiyah.

Hal itu, kata dia, sebagaimana telah dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan di kampung Kauman Yogyakarta pada tahun 1912, yang kemudian lebih populer disebut sebagai gerakan pembaruan oleh kaum modernis. Khususnya, dalam bidang pendidikan, kesehatan dan layanan sosial terhadap anak yatim.

“Pemberdayaan memiliki fungsi untuk melakukan penyadaran akan pentingnya akses terhadap berbagai kebijakan. Mulai dari kebijakan ekonomi, kebijakan politik termasuk dalam konteks ini adalah kebijakan pada sektor pemenuhan kebutuhan pangan sampai pada fase mampu berswasembada,” ujarnya.

Lutfi menambahkan, kerja pemberdayaan juga harus mampu membangun komunikasi strategis dengan stakeholders, misalnya dalam persoalan tata niaga pupuk dan hasil panen yang selama ini terkesan masih banyak praktik monopoli oleh kelompok tertentu.

“Aktivitas pendampingan dan kerja-kerja pemberdayaan harus berimplikasi secara ekonomi. Hal ini juga selaras dengan milestone Persyarikatan Muhammadiyah, yakni Jihad Ekonomi,” terangnya.

Ia menegaskan, dalam aktivitas pemberdayaan ini, MPM PWM Jatim berkomitmen untuk terus melakukan sinergitas dengan berbagai pihak dalam rangka membangun ekosistem yang progresif dan berkelanjutan (fastabiqul khairat).

“Selain pengukuhan, kegiatan menjadi sarana strategis dalam memperkuat jaringan sesama aktivis Muhammadiyah, khususnya dalam aktivitas pemberdayaan. Bahkan sampai pada kegiatan advokasi secara politik,” tegasnya.

Di sela acara, MPM PWM Jatim mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik untuk jamaah tani Muhammadiyah. Materi disampaikan oleh Wakil Ketua MPM PWM Jatim Ganjar Adhywirawan Sutarjo dan Ilmam Zul Fahmi, Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan UMM. Acara dipandu oleh sell Ketua Divisi Pertanian, Nelayan dan Pekerja Migran MPM PWM Jatim Hutri Agustino.

Reporter: Salam 

Editor: Aan Hariyanto

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Sponsor

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer