
MAKLUMAT — Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah menyampaikan sejumlah penjelasan berkaitan dengan penggunaan kriteria wujudul hilal pada kalender tahun 1446 H, serta terkait penerapan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
Apa metode dan kriteria yang digunakan untuk penentuan Ramadan, Syawal, dan Zulhijah tahun 1446 H ini?
Sesuai dengan Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025 metode yang digunakan untuk penentuan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1446 H ini adalah hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal.
Menurut kriteria ini, bulan kamariah baru dimulai apabila pada hari ke-29 di bulan hijriah yang sedang berjalan, pada saat matahari terbenam terpenuhi tiga syarat berikut secara kumulatif, yaitu: (1) telah terjadi ijtimak, (2) ijtimak terjadi sebelum matahari terbenam, dan (3) pada saat matahari terbenam bulan (piringan atasnya) masih di atas ufuk.
Apabila salah satu dari kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka bulan berjalan digenapkan tiga puluh hari dan bulan baru dimulai lusa hari.
Bagaimana dengan KHGT yang telah lama disosialisasikan?
MTT pada Musyawarah Nasional (Munas) tanggal 13-15 Syakban 1445 H atau 23-25 Februari 2024 M di Pekalongan telah menyepakati dan memutuskan penerimaan serta penggunaan KHGT dan telah menyampaikannya kepada PP Muhammadiyah untuk ditanfidzkan.
Kapan secara resmi KHGT digunakan?
Rapat PP Muhammadiyah yang diselenggarakan pada tanggal 22 Rajab 1446 H atau 22 Januari 2025 M di Yogyakarta telah memutuskan bahwa KHGT akan digunakan secara resmi mulai 1 Muharam 1447 H.
Bagaimana dengan tahun ini, apakah KHGT sudah bisa diterapkan?
Secara resmi KHGT belum digunakan, karena kalender sebaiknya digunakan mulai awal tahun. Oleh karena itu, sebagaimana Maklumat PP Muhammadiyah yang disebutkan di awal, kriteria yang digunakan sampai akhir tahun hijriah ini masih wujudul hilal.
Apa hukumnya tetap menggunakan kriteria wujudul hilal tahun ini (1446 H) karena jumlah hari puasa Ramadan digenapkan 30 hari, sementara menurut KHGT hanya 29 hari?
Wujudul hilal adalah ijtihad syar’i yang sah, memiliki dasar-dasar kokoh dari Al-Quran dan hadis atau as-sunnah al-maqbulah. Kriteria wujudul hilal juga tidak menyalahi syarat kalender di mana umur bulan hijriah minimal 29 hari dan maksimal 30 hari.
Demikian pula dengan KHGT, juga merupakan produk ijtihad syar’i yang sah. Keduanya sama-sama menggunakan metode hisab hakiki.
Perbedaan pokok keduanya adalah wujudul hilal yang berorientasi nasional (berlandaskan konsep wilayatul hukmi), sementara KHGT berorientasi global (berlandaskan konsep ittihad al-matali).
Pemberlakuan wujudul hilal tahun ini didasarkan kepada konsep istishab (yang artinya pemberlakuan hukum asal atau awal). Kaidah usul fikihnya berbunyi: al-aslu baqa’u ma kana ‘ala ma kana (hukum asal sesuatu adalah berlakunya kondisi sebelum terjadinya perubahan).
Dalam konteks penentuan awal bulan, maka kaidah ini bermakna: ‘suatu ketentuan tetap berlaku sampai ada ketentuan baru yang mengubahnya. Ketentuan baru yang akan mengubah wujudul hilal adalah Tanfidz PP Muhammadiyah yang akan memberlakukan KHGT pada tahun 1447 H.
Apa saja langkah yang dipersiapkan untuk penerapan KHGT secara resmi?
MTT PP Muhammadiyah bersama pihak-pihak terkait akan terus menggiatkan sosialisasi KHGT ke warga Persyarikatan khususnya dan masyarakat muslim umumnya, agar KHGT dapat diterima secara lebih luas.