Penyesuaian Penetapan 1 Ramadan 1447 H, Begini Penjelasan Lengkap dan Ilmiah PP Muhammadiyah

Penyesuaian Penetapan 1 Ramadan 1447 H, Begini Penjelasan Lengkap dan Ilmiah PP Muhammadiyah

MAKLUMAT — Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah mengumumkan perubahan atau penyesuaian penetapan awal Ramadan 1447 Hijriah. Melalui kajian ulang terhadap data astronomis global dan parameter Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), awal Ramadan kini ditetapkan jatuh pada Rabu Legi, 18 Februari 2026 M, berbeda satu hari lebih awal dari versi kalender cetak Muhammadiyah sebelumnya.

Melalui Maklumat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.1/B/2025) tertanggal 22 Juli 2025 tentang Penyesuaian Penetapan 1 Ramadan 1447 Hijriah dan Penjelasan Ilmiahnya.

Koreksi tersebut dilakukan dalam rangka menjaga akurasi ilmiah, integritas keilmuan, serta konsistensi terhadap prinsip kebenaran dalam penetapan waktu ibadah.

“Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah setelah melakukan peninjauan ulang terhadap data astronomis global dan validasi terhadap parameter Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), menetapkan bahwa 1 Ramadan 1447 Hijriah jatuh pada Hari Rabu Legi, 18 Februari 2026 Masehi,” bunyi Maklumat tersebut.

Dua Parameter Kalender Global

Halaman 1 Maklumat MTT PP Muhammadiyah tentang Penyesuaian Penetapan 1 Ramadan 1447 Hijriah.
Halaman 1 Maklumat MTT PP Muhammadiyah tentang Penyesuaian Penetapan 1 Ramadan 1447 Hijriah.

Berlandaskan dalam Keputusan Tanfidz PP Muhammadiyah Nomor 86/KEP/I.0/B/2025 dan hasil Muktamar Turki 2016 tentang penyatuan kalender Islam global, para pakar falak dunia menyepakati dua parameter kalender global (PKG) utama yang digunakan, yakni:

  1. PKG 1: Bulan baru dimulai jika sebelum pukul 24:00 UTC di wilayah mana pun di dunia telah terpenuhi dua syarat, yaitu tinggi bulan ≥ 5° dan elongasi bulan ≥ 8° ketika matahari terbenam.
  2. PKG 2: Jika syarat PKG 1 tidak terpenuhi, alias terjadi setelah pukul 24:00 UTC, maka awal bulan tetap dimulai dengan ketentuan ijtimak di New Zealand terjadi sebelum fajar, dan parameter di atas terjadi di wilayah daratan benua Amerika.
Baca Juga  Prabowo Targetkan 20 Juta Penerima Makan Bergizi Gratis Sebelum 17 Agustus

Untuk penetapan 1 Ramadan 1447 H, berdasarkan data astronomis diketahui bahwa PKG 1 tidak terpenuhi, sebab tidak ada satu pun wilayah yang memenuhi tinggi bulan ≥ 5° dan elongasi bulan ≥ 8° ketika matahari terbenam sebelum pukul 24.00 UTC.

Semetara itu, PKG 2 terpenuhi karena ketinggian bulan ≥ 5° dan elongasi bulan ≥ 8° terjadi setelah pukul 24.00 UTC. Ijtimak terjadi di New Zealand pada pukul 16:06:13 UTC, dan kriteria astronomis terverifikasi di barat laut Alaska, Amerika Serikat. Data menunjukkan matahari terbenam pada pukul 03:43 UTC dengan tinggi bulan 5°23′01″ dan elongasi 8°00′06″

“Verifikasi melalui perangkat lunak HisabMu yang dikembangkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah menunjukkan bahwa kawasan tersebut memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai awal bulan secara global,” bunyi maklumat yang ditandatangani Ketua MTT PP Muhammadiyah Hamim Ilyas dan Sekretaris M Rofiq Muzakkir.

Berbeda dengan Diyanet Turki

Meskipun menggunakan parameter KHGT yang sama, Diyanet—otoritas urusan keagamaan di Turki—menetapkan awal Ramadan pada 19 Februari 2026 M. Mereka beralasan bahwa wilayah yang memenuhi kriteria KHGT (seperti Kepulauan Aleut dan Fox di Samudera Pasifik) memiliki kepadatan penduduk yang terlalu rendah dan dianggap tidak representatif secara geografis.

Namun, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah tidak sepakat dengan penambahan syarat kepadatan penduduk, karena tidak disebutkan dalam keputusan resmi Muktamar Turki 2016. Selain itu, mereka menegaskan bahwa wilayah seperti Chevak, Tununak, Hooper Bay, Togiak, Kipnuk, dan Port Heiden merupakan bagian dari daratan utama Amerika Serikat dan memenuhi seluruh aspek geografis dan administratif sebagai acuan KHGT.

Baca Juga  Dosen FKIP Uhamka Latih Guru Kembangkan Growth Mindset

“Penambahan parameter seperti kepadatan penduduk bisa menimbulkan inkonsistensi metodologi. Kami tetap berpegang pada parameter resmi yang telah disepakati,” tegas Majelis Tarjih dalam rapat internal pada 21 Juli 2025.

Fiqh Council of North America

Muhammadiyah juga menjalin komunikasi dengan Fiqh Council of North America (FCNA), lembaga yang turut menggunakan KHGT.

Kendati belum mendapatkan respons resmi, informasi dari situs web FCNA menunjukkan bahwa mereka juga menetapkan 1 Ramadan 1447 H pada 18 Februari 2026 M, selaras dengan keputusan Muhammadiyah.

Ajakan Menuju Persatuan Umat Islam

Keputusan ini sekaligus menjadi bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam mendorong penerapan Kalender Hijriah Global Tunggal sebagai langkah strategis menuju persatuan umat Islam dunia dalam penentuan waktu-waktu ibadah.

“Mari jadikan Kalender Hijriah Global Tunggal sebagai media persatuan dan langkah menuju peradaban Islam yang lebih berkemajuan,” ajak MTT PP Muhammadiyah dalam maklumat itu.

Adapun Maklumat PP Muhammadiyah tentang Penyesuaian Penetapan 1 Ramadan 1447 Hijriah dapat diunduh pada link berikut: KLIK LINK UNDUH DI SINI

*) Penulis: Ubay NA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *