MAKLUMAT — Suporter menjadi bagian penting dalam dunia sepak bola. Kehadiran mereka di stadion mendukung tim kesayangannya mampu mendorong dan menyuntikkan semangat bagi para pemain di tim yang didukungnya, pun menghadirkan tekanan dan ‘ancaman’ bagi para pemain tim lawan.
Anggota Executive Committee (Exco) PSSI, Ahmad Riyadh UB, menyebut bahwa suporter adalah satu kesatuan dalam etalase ekosistem dan industri sepak bola. Terlebih, kata dia, dalam momen saat ini di mana Timnas Indonesia sedang berjuang di Kualifikasi Piala Dunia 2026, yang berhasil melaju hingga ke Round 4.
Sebab itu, ia mendorong perbaikan ekosistem dan industri sepak bola Indonesia harus berjalan beriringan dari semua aspeknya, bukan hanya timnya, tetapi juga wasit atau perangkat pertandingan, hingga suporternya.
“Suporter itu kita jadikan etalasenya, wasit, suporter, dan tim. Wasitnya bagus, timnya bagus, suporternya jelek ya bubar, itu satu kesatuan,” ujarnya dalam program Maklumat Podcast yang disiarkan Sabtu (5/7/2025).
Menurut Riyadh, suporter saat ini sudah mampu tumbuh semakin dewasa, berbeda dengan di zaman dulu, yang menurutnya menonton pertandingan sepak bola ibaratkan sudah seperti pergi berperang.
“Kita sudah buktikan di Jakarta, nonton sepak bola itu seperti nonton konser musik. Datang sama keluarga, sama anaknya, sama istrinya datang. Kalau dulu nonton bola kayak mencekam, berangkat sudah modelnya kayak mau tawuran,” katanya.
Suporter Harus Cinta Timnya
Riyadh menjelaskan, suporter dan penonton sepak bola adalah dua hal dan dua istilah yang berbeda. Menurutnya, seorang suporter bukan hanya menonton dan mendukung, tetapi juga mencintai tim yang ia dukung.
Sebab itu, ia menandaskan bahwa suporter harus benar-benar memerhatikan aturan, jangan sampai sikap dan tindakan yang ia lakukan justru malah merugikan tim kesayangannya, misalnya bersikap atau berbicara rasis.
“Suporter itu dia harus cinta timnya, melindungi, jangan sampai berbuat salah. Karena kesalahannya dia, duduk di bench saja mengatai (mengolok) pemain itu, mohon maaf (misalnya) ‘monyet’, itu langsung yang kena sanksi timnya. Suporter itu enggak boleh rasis,” terang pria yang juga seorang advokat itu.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa industri sepak bola hari ini sudah mulai berjalan sesuai treknya dan semakin membaik. Menurut dia, industri sepak bola mampu menyentuh perekonomian hingga ke sektor-sektor kecil seperti UMKM.
“Ini semua mendorong, ini semua industrinya jalan, kaos jalan, orang jual makanan dan minuman, semua, urutannya bola itu ke ekonomi paling kecil. Orang jual lumpia, jual ini, jual itu, macam-macam, semua ada. Kita siapkan di luar stadion itu ada,” kata Riyadh.