MAKLUMAT – Tim pencarian dan pertolongan (SAR) gabungan terus berupaya mengevakuasi korban dari reruntuhan musala Al Khoziny di lingkungan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo. Hingga Senin (6/10/2025) pukul 18.15 WIB, sebanyak 11 jenazah santri kembali ditemukan, menambah jumlah korban meninggal dunia menjadi 60 orang.
Sementara itu, tiga santri lainnya masih dinyatakan hilang berdasarkan daftar absensi pondok pesantren. Proses pencarian masih difokuskan di sektor A1 dan A2, lokasi di mana reruntuhan beton bangunan empat lantai menimpa musala lama.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ph.D., mengatakan, pencarian dilakukan dengan sangat hati-hati untuk menghindari kerusakan tambahan pada bangunan di sekitar lokasi. “Proses pembersihan dan evakuasi terus berjalan. Kami pastikan semua area yang berpotensi masih ada korban akan diperiksa,” ujarnya dalam siaran pers, dikutip Selasa (7/10/2025).
Selain menemukan jenazah utuh, tim SAR juga mengevakuasi lima potongan tubuh manusia yang kini telah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk diidentifikasi oleh tim DVI.
Pembersihan Masuki Tahap Akhir
Operasi SAR di Ponpes Al Khoziny kini memasuki tahap akhir. BNPB menargetkan seluruh proses pembersihan puing rampung pada Senin malam. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Mayjen TNI Budi Irawan memimpin langsung pembersihan di lapangan.
Sejumlah alat berat dikerahkan, mulai dari breaker excavator untuk memecah beton berukuran besar hingga dump truck untuk mengangkut sisa material bangunan.
“Hari ini kami harapkan pembersihan dan evakuasi bisa selesai,” kata Budi.
Meski demikian, Budi menyebut hasil kaji cepat di lapangan menunjukkan kemungkinan masih ada jenazah tertimbun di bawah reruntuhan.
Tragedi Terbesar Sepanjang 2025
Hingga pukul 14.45 WIB, data BNPB mencatat 53 korban meninggal dunia sebelum akhirnya bertambah menjadi 60 orang pada malam harinya.
Sementara itu, 99 korban masih menjalani perawatan, empat orang sudah diperbolehkan pulang, dan satu korban lainnya tidak memerlukan perawatan medis.
Insiden runtuhnya bangunan empat lantai di lingkungan Ponpes Al Khoziny ini menjadi bencana dengan jumlah korban jiwa terbanyak di Indonesia sepanjang tahun 2025.
“Ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak mengenai pentingnya pengawasan bangunan, perencanaan konstruksi yang aman, serta kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana,” tutup Budi Irawan.***