31.8 C
Malang
Senin, Oktober 7, 2024
KilasPesan Wakil Ketua PWM Jatim Kepada Peserta Pemilu di Masa Kampanye

Pesan Wakil Ketua PWM Jatim Kepada Peserta Pemilu di Masa Kampanye

Wakil Ketua PWM Jawa Timur M Sholihin Fanani.

PESTA demokrasi Pemilu 2024 telah memasuki tahapan masa kampanye, terhitung sejak Selasa (28/11/2023) hingga 10 Februari 2024 mendatang. Wakil Ketua PWM Jawa Timur M Sholihin Fanani menyampaikan pesannya kepada para kontestan.

Dia berharap agar para peserta Pemilu 2024 dalam melakukan kampanye tetap mengindahkan aturan dan menggunakan cara-cara yang ma’ruf serta bijaksana, sebagaimana ajaran Islam dan nilai-nilai luhur bangsa.

Pertama, kata pria yang akrab disapa Abah Shol itu, adalah ikhlas (mengharapkan ridha Allah). “Lakukan kampanye dengan niat tulus dan ikhlas hanya mengharapkan ridha dari Allah SWT, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, segala amalan tergantung pada niatnya,” ujarnya kepada Maklumat.id, Rabu (29/11/2023).

“Kedua, Tha’ah (ketaatan). Dalam kampanye harus tetap menjaga ketaatan kepada Allah SWT. Jangan melakukan hal-hal yang dapat menjauhkan ketaatan kepada Allah SWT dengan melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT,” lanjut Abah Shol.

Selanjutnya, Abah Shol menjelaskan, dalam melakukan kampanye politik juga harus memerhatikan aspek keteladanan (uswah). “Ketiga, uswah, maka kampanye harus tetap menjaga etika dan moral agama. Jangan melakukan hal-hal yang bertetangga dengan moral keagamaan dan kebangsaan,” tandasnya.

Pesan keempat dari Abah Shol kepada para peserta Pemilu dalam berkampanye adalah aspek ukhuwah (persaudaraan). “Dalam kampanye jangan sampai merusak persaudaraan dan persatuan. Ingat kita ini saudara jangan sampai perbedaan pilihan menjadikan rusaknya persaudaraan. Justru dengan kampanye ini persaudaraan kita semakin kuat,” tegasnya.

Lebih lanjut, mantan Kepala SD Muhammadiyah 4 (Mudipat) Pucang, Surabaya itu menjelaskan, hal kelima yang harus diperhatikan adalah aspek tarbawy atau edukasi, bahwa dalam melakukan kampanye haruslah menjadikan masyarakat semakin cerdas dan memiliki kesadaran politik, berbangsa dan bernegara semakin baik. “Didiklah masyarakat dengan benar, jangan membodohi dan membohongi masyarakat,” seloroh Abah Shol.

“Keenam adalah tawadhu’ (rendah hati). Dalam kampanye harus tetap rendah hati, jangan menjelekkan peserta yang lain. Jangan menghujat dan dapat memancing emosi lawan,” imbuh mantan Sekretaris Koordinator Wilayah (Korwil) Forum Keluarga Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Jawa Timur itu.

Terakhir, kata Abah Shol, ketujuh adalah islah (perbaikan). “Dalam kampanye harus mengajak masyarakat semakin cerdas dan memiliki kualitas yang terbaik untuk membangun bangsa dan negara. Apalagi dalam menghadapi kondisi seperti saat ini perlu memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut terlibat mengatasi masalah kebangsaan dan berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara,” jelasnya. (*)

Reporter: Ubay

Editor: Aan Hariyanto

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Ads Banner

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

Lihat Juga Tag :

Populer