MAKLUMAT — Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Dr dr Sukadiono MM, menyambut gembira langkah PP Muhammadiyah yang secara resmi telah meluncurkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT), Rabu (25/6/2025).
Lahirnya KHGT merupakan ikhtiar besar dalam membangun sistem penanggalan Islam yang unifikatif, ilmiah, dan aplikatif secara global.
dr Suko—panggilan akrab Ketua PWM Jatim—menilai bahwa KHGT akan menjadi suatu langkah yang bersejarah, yang tidak sekadar reformasi kalender, tetapi juga lompatan pemikiran dan ikhtiar Muhammadiyah dalam menyatukan umat Islam melalui pendekatan keilmuan yang rasional.
“Kita bersyukur Muhammadiyah menjadi pelopor dalam ikhtiar global ini. KHGT bukan hanya soal kalender, tetapi simbol kesatuan umat (Islam) dalam memahami waktu ibadah secara lebih rasional dan sistematis,” ujarnya.
Dalam praktik keagamaan, perbedaan penetapan awal bulan Hijriah—terutama Ramadan, Syawal, dan Zulhijah—kerap menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat. Maka bagi Muhammadiyah, KHGT hadir sebagai solusi ilmiah dan moderat untuk menjawab tantangan itu.
Tak hanya itu, Sukadiono menegaskan komitmennya untuk melakukan sosialisasi, edukasi, serta mengawal implementasi KHGT secara serius dan menyeluruh hingga ke akar rumput Persyarikatan. Ia menegaskan bahwa KHGT bukan sebatas agenda PP Muhammadiyah, tetapi seluruh struktur dan elemen warga Persyarikatan.
“Ini bukan semata agenda Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kita di wilayah juga punya tanggung jawab besar mengedukasi warga Muhammadiyah tentang pentingnya KHGT,” tandasnya.
“Dengan KHGT, kita bisa merencanakan kegiatan keumatan dan pendidikan dengan lebih pasti,” sambung pria yang pernah menjabat Rektor UM Surabaya itu.
Lebih jauh, Sukadiono menekankan bahwa KHGT juga bukan sekadar sistem penanggalan Islam secara global, tetapi juga bagian dari dakwah pencerahan, sekaligus menunjukkan komitmen Muhammadiyah dalam mengintegrasikan iman dan ilmu pengetahuan.
“KHGT adalah wujud dakwah pencerahan. Kita ajak umat untuk memahami Islam dengan pendekatan ilmu dan nalar sehat. Ini penting dalam menghadirkan Islam yang berkemajuan,” terangnya.
Sukadiono mengajak seluruh Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), terutama yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah, agar menjadikan KHGT sebagai medium yang mencerahkan untuk mengedukasi dan menyatukan umat.
“Mari kita kawal bersama KHGT, bukan hanya sebagai sistem penanggalan, tapi juga sebagai gerakan penyatuan umat berbasis ilmu,” pungkas pria yang juga menjabat Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK RI itu.