MAKLUMAT— Muktamar X PPP yang digelar 27–29 September 2025 di Jakarta dipastikan menjadi duel sengit antara Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto. Pertarungan ini bukan sekadar kursi ketua umum (ketum), melainkan taruhan hidup-mati partai Islam tertua di Indonesia pascakegagalan menembus Senayan pada Pemilu 2024.
Sosok Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono, tampil sebagai calon kuat dengan dukungan struktur partai. DPW PPP Sulawesi Tenggara resmi mendeklarasikan dukungan penuh, bersama 17 DPC kabupaten/kota di wilayah itu.
DPW PPP Sulawesi Selatan juga menyatakan seluruh kader di Sulsel solid untuk Mardiono. 22 DPC PPP Jawa Tengah menegaskan dukungan, meski DPW Jateng sempat terbelah. Laporan lain menyebut sejumlah DPW di luar Jawa turut mengarahkan barisan ke Mardiono.
Mardiono dipandang sebagai figur akomodatif dan mampu menjaga konsolidasi internal. Keberadaannya dianggap menjamin kesinambungan kaderisasi PPP.
“Menjelang Muktamar PPP, DPW terbelah. Tapi kami siap mendukung dan memilih Pak Mardiono jadi Ketum PPP,” kata Sekretaris DPW PPP Jawa Tengah Suyono, Kamis (24/9)
Menurut Suyono, dalami sejarah perjuangan PPP belum pernah terjadi ketua umum partai berlambang Ka’bah ini dipimpin dari jalur luar namun tetap mengandalkan dari kader sendiri.
Berhadapan dengan Mardiono, calon ketum Agus Suparmanto muncul sebagai penantang serius. Mantan Menteri Perdagangan ini bukan kader murni, tetapi punya dukungan elite senior PPP serta modal finansial yang kuat.
Agus juga mendapat dukungan cukup luas. DPW dan DPC PPP Jawa Barat solid mendukung Agus sebagai Ketum 2025–2030. DPW PPP Kalimantan Barat bersama seluruh DPC se-Kalbar sepakat mendukung Agus. Tak hanya itu DPW PPP dan 10 DPC PPP se-Kalimantan Timur juga menyatakan dukungannya.
Dukungan sama juga mengalir dari DPW PPP Bengkulu beserta 10 DPC se-Bengkulu. Bahkan 30 DPC PPP Jawa Tengah mendorong duet Agus Suparmanto–Taj Yasin sebagai pasangan Ketum–Sekjen. Dukungan serupa juga didapat dari DPW dan 37 DPC PPP di Jawa Timur. Hanya ada satu DPC yang belum menyatakan dukungan ke Agus Suparmanto.
“PPP Jawa Timur wanti-wanti DPC harus kompak dukung Agus. Kita minta stempel basah! Yang tidak mendukung Agus akan kami tandai,” tegas Ketua DPW Munjidah Wahab.
Dukungan tersebut membuat Agus berhasil membangun blok politik yang cukup besar untuk menantang dominasi Mardiono.
Rawan Konflik Internal Pascamuktamar
Konfigurasi dukungan ini membuat PPP benar-benar terbelah. Mardiono menguasai basis Sulawesi dan sebagian Jawa Tengah, sementara Agus merangkul Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan, Bengkulu, hingga sebagian Jawa Tengah.
Situasi ini rawan melahirkan konflik internal pascamuktamar. Sebagian kader menilai PPP harus tetap dipimpin kader internal seperti Mardiono. Namun pendukung Agus berargumen bahwa outsider dengan jaringan luas bisa menyelamatkan PPP dari keterpurukan.
Politisi senior PPP Syaifullah Tamliha mengingatkan siapa pun pemenang muktamar harus siap menghadapi beban logistik besar. Dari verifikasi faktual, konsolidasi daerah, hingga persiapan Pemilu 2029, semua membutuhkan dana dan strategi matang.
Pertarungan di Muktamar X bukan hanya menentukan ketua umum, tetapi juga eksistensi PPP sebagai partai Islam bersejarah. Jika Mardiono menang, tradisi kaderisasi internal akan terjaga, namun partai dituntut mencari terobosan agar bisa bangkit secara elektoral. Jika Agus berhasil, PPP akan membuka babak baru dengan risiko perpecahan internal.