Prabowo Pulang ke Rumah Lama: Nostalgia Politik di HUT Golkar ke-61

Prabowo Pulang ke Rumah Lama: Nostalgia Politik di HUT Golkar ke-61

MAKLUMATPresiden Prabowo Subianto kembali ke “rumah lama” yang pernah membesarkannya. Ia melangkah masuk ke Istora Senayan Jakarta, tempat perayaan puncak HUT ke-61 Partai Golkar, Jumat (5/11/2025), dan langsung menyapa wajah-wajah lama: kawan seperjuangan, senior politik, dan para kader Partai Golkar yang pernah menjadi “rumah politik” pertamanya.

Sebelum mendirikan Partai Gerindra 6 Februari 2008, Prabowo Subianto pada masa sebelum reformasi 1998, adalah bagian dari keluarga besar Cendana yang sangat identik dengan Golkar.  “Saya ucapkan terima kasih kader Partai Golkar yang diberikan membantu saya,” kata Prabowo dari panggung utama.

Suaranya mantap, tetapi ada nada kehangatan yang tidak ia sembunyikan. Prabowo seolah mengulang jejak perjalanan panjangnya—dari masa ketika ia belajar politik di bawah pohon beringin, hingga kini kembali sebagai Presiden Republik Indonesia.

Di depan ribuan kader Golkar, Prabowo memuji para pembantunya di Kabinet Merah Putih yang berasal dari Golkar. Tidak kurang dari delapan menteri dan tiga wakil menteri mengisi garis depan pemerintahan. Ada Airlangga Hartarto memegang Menko Perekonomian, Agus Gumiwang di Menperin, Bahlil Lahadalia di ESDM, Maman Abdurrahman di UMKM, Meutya Hafid di Menkomdigi, Wihaji di Mendukbangga, Nusron Wahid di ATR/BPN, dan Mukhtarudin di P2MI. Lodewijk F Paulus duduk sebagai Wamenko Polkam, Dyah Roro Esti sebagai Wamendag, dan Christina Aryani sebagai Wamen P2MI. Ace Hasan Syadzily ikut mengisi lingkaran strategis sebagai Gubernur Lemhannas.

Baca Juga  KH Anwar Iskandar Jabat Ketua Umum MUI 2025-2030, KH Ma’ruf Amin Ketua Dewan Pertimbangan

Dari semua nama itu, Prabowo memberi penghargaan khusus kepada Bahlil Lahadalia. Ia menyebut Menteri ESDM itu sebagai sosok yang “sangat cerdas” dan detail. Prabowo menegaskan bahwa Bahlil turun ke lapangan, terutama saat bencana besar melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

“Pak Bahlil memang harus saya akui orang yang sangat cerdas. Semua acara sangat detail, dan beliau benar-benar turun ke lapangan,” ujar Prabowo seperti dilansir Golkarpedia.

Bahlil sendiri tidak sekadar hadir. Ia melaporkan telah berkeliling Sumatera selama dua hari untuk memantau kondisi bencana. Ia menyebut banyak tiang listrik roboh, layanan listrik padam, dan distribusi BBM tersendat. Ia memastikan pemulihan bergerak cepat.

“Alhamdulillah malam ini sebagian sudah menyala 80 persen. Antrean BBM juga terurai 60 persen,” ungkapnya. Ia bahkan menginstruksikan seluruh kantor Golkar di daerah terdampak agar membuka pintu sebagai posko bantuan masyarakat.

Dalam acara yang penuh warna kuning itu, suasana keakraban mengalir. Prabowo merasa berada di tengah keluarga besar yang dulu membentuk perspektif politiknya. “Saya merasa nyaman di sini. Dari aku masuk, aku lihat muka kawan semua di sini. Kawan dan senior semua di sini,” katanya.

Perayaan HUT ke-61 Golkar itu tidak hanya menonjolkan pesta politik, tetapi juga menunjukkan solidaritas kemanusiaan. Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa partainya memikul tanggung jawab moral untuk membantu warga Sumatera. “Jika satu organ sakit, seluruh organ juga merasakan,” ujarnya.

Baca Juga  Pilihlah Kandidat yang Peduli Lingkungan pada Pemilu 2024

Deretan tokoh hadir memenuhi perayaan ini: Wapres Gibran Rakabuming Raka, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, serta para menteri Kabinet Merah Putih. Dari internal Golkar hadir Agus Gumiwang Kartasasmita, Aburizal Bakrie, Mohammad Hatta, Freddy Latumahina, Sarmuji, Sari Yuliati, dan sejumlah tokoh senior lainnya.

Sejarah Partai Golkar

Di balik gegap gempita acara, sejarah panjang Golkar ikut menggaung. Partai ini lahir dari gagasan Soekarno, Soepomo, dan Ki Hadjar Dewantara yang merumuskan konsep integralistik-kolektivitis pada 1940. Ide itu melahirkan Golongan Fungsional, yang kemudian berubah menjadi Golongan Karya pada 1959. Pada dekade 1950-an, Golkar tidak muncul sebagai partai, tetapi sebagai bentuk perwakilan golongan di tengah masyarakat.

Perjalanan Golkar melompat jauh ketika Sekber Golkar berdiri pada 1964 untuk menandingi pengaruh PKI. Golkar bergerak dari anti-partai menjadi partai politik yang justru mendominasi pemilu 1971 dengan 62,8 persen suara. Sejak itu, beringin tumbuh sebagai salah satu kekuatan paling stabil dalam politik Indonesia.

Partai Golkar yang sebelumnya bernama Golongan Karya (Golkar) dan Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), merupakan partai politik di Indonesia. Partai Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964 oleh Soeharto dan Suhardiman.

Di HUT ke-61, sejarah itu seakan lengkap: Golkar tidak hanya berdiri sebagai saksi perjalanan bangsa, tetapi juga kembali menjadi bagian penting dari lingkar kekuasaan nasional.

Baca Juga  Korban Tewas Akibat Konflik Thailand - Kamboja Bertambah Jadi 14 Orang, Mayoritas Warga Sipil

Di panggung itu, Prabowo berdiri bukan hanya sebagai Presiden, melainkan sebagai seorang “mantan kader” yang pulang ke rumah lama. Sebuah rumah yang pernah memberi arah, pelajaran, dan ruang tumbuh dalam perjalanan panjang politiknya.***

*) Penulis: Edi Aufklarung

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *